KOMPAS.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya menekan angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia.
Berdasarkan data Korps Lalu Lintas (Korlantas) jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia pada 2017 mencapai ke 104.327 kasus, sementara pada 2018 naik menjadi 107.968 kejadian.
Tingginya angka kecelakaan di negeri ini pun menjadi penyebab kematian tertinggi di Republik ini. Hal ini sesuai dengan Data World Health Organization (WHO).
Menurut data itu, kecelakaan lalu lintas menjadi satu dari tiga penyebab utama kematian pada kelompok usia produktif di Indonesia.
Setiap hari lebih dari 3.000 orang mengalami cidera hingga meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Kebanyakan korban berusia 15-24 tahun.
Untuk mencegah hal tersebut terus berlanjut, Kemenhub berupaya menanamkan budaya keselamatan berlalu lintas bagi penduduk usia produktif, terutama generasi muda.
Salah satu caranya dengan menyelenggarakan program Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Baca juga: Setiap Hari Terjadi 27 Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di Jakarta
Dengan program yang diselenggarakan sejak 2007 itu, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat menjadikan pelajar sebagai duta keselamatan lalu lintas.
Program Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Darat dilatar belakangi pandangan bahwa budaya tertib lalu lintas dan keselamatan berlalu lintas harus ditanamkan sejak usia dini.
Menurut Kasubdit Manajemen Keselamatan Ditjen Perhubungan Darat Avi Mukti Amin, program itu dilakukan agar Indonesia tidak lagi kehilangan penduduk usia produktif karena tingkat kecelakaan yang terus meningkat
“Melihat proporsi kecelakaan sangat tinggi di usia produktif sebaiknya memang kami kenalkan sejak dini mengenai keselamatan di jalan,” ujar Avi Mukti, Senin (23/9/2019).
Menurutnya, program-program seperti itu memang tidak memberi dampak langsung terhadap penurunan angka kecelakaan karena faktor penyebab kecelakaan tidak selalu dari perilaku pengendara.
Baca juga: Kecelakaan Lalu Lintas Marak Terjadi, Ingat Lagi Bekal Berkendara Aman
Akan tetapi, setidaknya program tersebut dapat memberi stimulus, sehingga kepedulian akan budaya keselamatan semakin meningkat.
“Mungkin progam ini lebih kepada pencegahan dan memberi dampak berkelanjutan budaya keselamatan berlalu lintas yang lebih baik,” ucap Avi.
Tahun 2019 ini, program Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Darat kembali digelar dan diikuti 73 Pelajar Pelopor terpilih dari 25 provinsi di seluruh Indonesia.