KOMPAS.com - Peristiwa penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto pada Kamis (10/10/2019) lalu mengejutkan banyak orang.
Hal ini menyebabkan peristiwa penusukan Wiranto menjadi artikel terpopuler di desk Nasional Kompas.com sepanjang pekan lalu, 6-12 Oktober 2019.
Wiranto menjadi korban penusukan saat berada di Pandeglang, Banten. Saat itu, dia baru saja meresmikan sebuah gedung di Universitas Mathla'ul Anwar dan hendak kembali ke Jakarta.
Mantan Panglima ABRI itu baru saja turun dari mobil di Alun-alun Menes, untuk menuju helikopter yang akan mengangkutnya kembali ke Jakarta.
Akan tetapi, baru beberapa langkah turun dan belum sempat menuju ke helipad, Wiranto ditusuk seorang pria. Seorang perempuan kemudian ikut menyerang, namun menusuk Kapolsek Menes, Kompol Dariyanto.
Pelaku berhasil dibekuk tak lama setelah melakukan aksinya. Diketahui pelaku merupakan SA alias AR dan FA. Diduga, pelaku terpapar ajaran radikalisme dan sempat bergabung dengan Jamaah Ansorut Daulah.
Setelah penusukan, Wiranto sempat dibawa ke RSUD Berkah di Pandeglang untuk perawatan.
Kemudian, Menko Polhukam dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto di Jakarta Pusat untuk mendapatkan perawatan intensif.
Berita pertama tentang penusukan Wiranto yang merupakan artikel terpopuler pekan lalu dapat Anda baca dalam tautan berikut:
Baca: Menko Polhukam Wiranto Ditusuk Orang Tak Dikenal
Peristiwa lain yang menjadi perhatian pembaca Kompas.com pada pekan lalu adalah polemik mengenai sikap tidak sopan yang ditunjukkan politisi PDI-P Arteria Dahlan kepada ekonom dan tokoh senior Emil Salim.
Polemik ini terjadi dalam acara "Mata Najwa" yang tayang di Trans 7 pada Rabu (9/10/2019) malam.
Ketika itu "Mata Najwa" sedang membicarakan mengenai Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi hasil revisi dan rencana penerbitan Peraturan Pemerintah Penggani Undang-Undang tentang KPK.
Emil Salim diundang ke Istana Kepresidenan sebagai salah satu tokoh senior yang diminta pendapatnya oleh Presiden Joko Widodo terkait polemik revisi UU KPK.
Sedangkan, Arteria Dahlan yang merupakan anggota Komisi III DPR periode 2014-2019 menilai Emil Salim tidak kompeten membicarakan UU KPK.
Namun, Arteria Dahlan berbicara kepada Emil Salim dengan nada tinggi. Dia juga berkali-kali memotong pembicaraan, dan menyebut Emil Salim dengan sebutan "sesat".
Tidak hanya kepada Emil Salim, sikap sama juga diperlihatkan Arteria Dahlan kepada pakar hukum tata negara Universitas Andalas yang juga diundang Presiden Jokowi, yaitu Feri Amsari; juga kepada Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan.
Saat dihubungi Kompas.com, Arteria mengatakan, dirinya datang ke acara Mata Najwa untuk melakukan diskusi kebangsaan, bukan untuk berdebat dan pengiringan opini.
Dia juga mengaku bahwa semula dia melakukan debat dengan sopan.
Seperti apa penjelasan lengkap Arteria Dahlan? Baca di artikel berikut: Sebut Emil Salim Prof Sesat, Ini Penjelasan Arteria Dahlan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.