Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Bantah Penikaman Wiranto Rekayasa

Kompas.com - 11/10/2019, 18:27 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mabes Polri membantah sejumlah unggahan di media sosial yang menyebutkan peristiwa penikaman Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto merupakan rekayasa.

"Tidak mungkin (rekayasa)," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo saat memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Jumat (11/10/2019).

Dedi menjelaskan, seseorang yang terpapar paham radikal tidak lantas berani melakukan serangan. Prosesnya cukup panjang sehingga dia mampu melancarkan aksi teror.

"Ketika seseorang terpapar radikal, prosesnya itu cukup panjang. Bagaimana dia memiliki tingkat keberanian untuk melakukan serangan kepada aparat, butuh proses," kata Dedi.

Baca juga: Setelah Menolong Wiranto, Kapolsek Menes Berlumuran Darah Cari Pertolongan

Setidaknya, terdapat lima tahapan, yakni perencanaan awal, taklim umum, taklim khusus, idat dan eksekusi penyerangan.

Apabila pihak yang terpapar itu sudah memiliki pemikiran dan doktrin yang melekat tentang paham radikal serta telah yakin, baru mereka akan melakukannya.

Oleh sebab itu, tidak mungkin ada pihak yang merekayasa pelaku teror untuk melancarkan aksinya.

"Tidak mungkin ya ada pihak-pihak yang rekayasa. Jaringannya (kelompok terorisme) cukup banyak," kata dia.

Diberitakan, Wiranto ditikam pada bagian perut di dekat pintu gerbang Lapangan Alun-alun Menes, Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

Pelaku diketahui berjumlah dua orang yang merupakan pasangan suami istri. Pelaku laki-laki atas inisial SA alias AR. Sementara sang istri berinisial FA.

Baca juga: KSAU, KSAL, Menhan Datang Hampir Bersamaan untuk Jenguk Wiranto

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Dedi Prasetyo menjelaskan, dua pelaku awalnya berpura-pura hendak menyalami Wiranto.

"Ya pelaku mencoba bersalaman, seperti warga bertemu pejabat," ujar Dedi saat konferensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Kamis siang.

Setelah mendekati Wiranto, pelaku laki-laki yang berinisial SA alias AR langsung mengeluarkan pisau kecil dan melayangkan tikaman ke perut Wiranto.

"Laki-laki membawa senjata tajam. Ini masih didalami, pisau atau gunting," ujar Dedi.

Setelah ditusuk, Wiranto pun jatuh, nyaris tersungkur. Dia terlihat memegang perut bagian bawah. 

 

Kompas TV Pascapenyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto, tim gegana Polda Banten langsung melakukan penggeledahan di rumah kontrakan pelaku di Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten.<br /> <br /> Penggeledahan berlangsung dengan penjagaan ketat sejumlah Brimob berlaras panjang. Penggeledahan ini berlokasi di Kampung Sawah, Kecematan Menes, Kabupaten Pandeglang, rumah ini merupakan kontrakan yang disewa pelaku.<br /> <br /> Saat penggeledahan berlangsung area sekitar kontrakan dalam radius 20 meter disterilkan dengan dipasang garis polisi.<br /> <br /> Namun di sekitar lokasi kontrakan, di luar garis polisi warga tampak memenuhi area. Para warga menonton aksi penggeledahan yang tengah berlangsung. #WirantoDiserang #Wiranto #WirantoDitusuk #Pandeglang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Nasional
Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-'bully'

Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-"bully"

Nasional
Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Nasional
Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Nasional
Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Polisi Tangkap 5 Tersangka Pengoplos BBM Pertalite Jadi Pertamax

Nasional
Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Jokowi Buka Puasa Bersama Para Menteri, Duduk Semeja dengan Prabowo-Airlangga

Nasional
Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Skandal Pungli di Rutan, Dewas KPK Minta Seleksi Pegawai Diperketat

Nasional
Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Saat Karutan KPK Tutup Mata soal Pungli Berujung Sanksi Etik Berat...

Nasional
Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Kubu Ganjar Dalilkan Suaranya Nol, Tim Prabowo: Tak Ada Buktinya

Nasional
Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Di Sidang MK, Tim Hukum Prabowo-Gibran Bantah Menang karena Intervensi Jokowi

Nasional
Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah 'Clear', Diserahkan pada Ketua Umum

Soal Bakal Oposisi atau Tidak, PDI-P: Sudah "Clear", Diserahkan pada Ketua Umum

Nasional
Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Jokowi Targetkan Negosiasi Kepemilikan Saham PT Freeport Selesai Juni 2024

Nasional
Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal 'Drop' di Yordania

Indonesia Kirim Bantuan untuk Palestina Lewat Udara, TNI Bakal "Drop" di Yordania

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com