Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penusukan Wiranto, Pelaku Terpapar Paham ISIS hingga Polri Bantah Kecolongan

Kompas.com - 11/10/2019, 09:07 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Wiranto diserang setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla'ul Anwar.

Dia kemudian hendak pulang ke Jakarta. Rombongan Wiranto berhenti di sekitar Alun-alun Menes, Pandeglang, yang merupakan lokasi helipad. Mereka ke Jakarta dengan helikopter.

Wiranto disambut Kapolsek Menes Kompol Dariyanto. Saat keluar dari mobil, Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal.

Secara tiba-tiba, dia ditusuk. Beberapa saat setelah ditusuk, Wiranto jatuh, nyaris tersungkur. Dia terlihat memegang perut bagian bawah.

Baca juga: Beberapa Saat Setelah Ditusuk, Wiranto Sempat Jatuh

Pelaku diketahui mendekat ke arah Wiranto dan berpura-pura sebagai warga yang ingin bersalaman dengan mantan Panglima TNI tersebut.

Sedangkan, pelaku perempuan menyerang Kompol Dariyanto. Dia juga terluka akibat penikaman.

Sesuai SOP

Peristiwa yang menimpa Wiranto ini pun mempertanyakan keamanan yang dilakukan kepadanya sebagai pejabat negara.

Namun, polisi membantah bahwa pengamanan terhadap Wiranto kecolongan.

Dedi mengatakan, polisi tak bisa menghalangi interaksi antara masyarakat dan pejabat publik, saat yang bersangkutan turun ke masyarakat.

"Kenapa kecolongan? Tidak ada istilah kecolongan, interaksi pejabat publik dengan masyarakat seperti halnya sudah terjadi selama ini, bersalaman, disapa, barikade pengamanan kan tetap melekat," kata dia.

Baca juga: Wiranto Ditusuk, Polri: Tak Ada Istilah Kecolongan

Pengamanan yang dilakukan kepada Wiranto sudah sesuai dengan standard operational procedure (SOP).

Dia mengatakan, saat itu pengamanan tetap ada pengamanan melekat (pamkat) dan pengamanan serta pengawalan (pamwal).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Sudirman Said Akui Partai Koalisi Perubahan Tak Solid Lagi

Nasional
Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangi Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com