KOMPAS.com - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar (FPG) Meutya Hafid menyayangkan dan mengutuk aksi terorisme yang terjadi atas peristiwa penusukan terhadap Menko Polhukam, Wiranto, saat melakukan kunjungan kerja di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).
Menurut Meutya, lemahnya deteksi dini dan lengahnya aparat keamanan dimanfaatkan oleh jaringan kelompok teroris untuk menjalankan aksinya, termasuk melakukan penusukan terhadap Menko Polhukam, Wiranto.
Badan Intelejen Negara (BIN), Kepolisian RI, dan TNI memiliki tugas melakukan deteksi dini terhadap ancaman keamanan negara.
Ia menegaskan, ketiga institusi tersebut sudah seharusnya mengantisipasi berbagai ancaman yang dapat terjadi saat kunjungan Menko Polhukam di Pandeglang, Banten.
Termasuk, ia melanjutkan, kerawanan atau potensi penyerangan yang dilakukan jaringan teroris.
"Karena itu saya meminta perbaikan kerja deteksi dini baik oleh BIN, Kepolisian, dan TNI dalam melakukan upaya upaya deteksi dini ancaman keamanan nasional," kata Meutya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/10/2019).
Meutya menambahkan, pengungkapan jaringan pelaku penusukan Wiranto wajib segera dilakukan.
Stabilitas keamanan nasional bakal terganggu dan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi keamanan nasional terganggu bila pengungkapan kasus itu tak lekas rampung.
"Sejalan dengan deteksi dini, saya juga mendorong upaya deradikalisasi untuk terus diperkuat dengan memperbaiki efektifitas dan memperluas target program deradikalisasi tidak hanya kepada mereka yang diduga terpapar terorisme tapi kepada masyarakat umum termasuk juga kelompok millenial yang kerap menjadi target ‘brainwash’ teroris," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.