Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anwar Ibrahim Enggan Baca Buku Kisah Cinta Habibie-Ainun

Kompas.com - 09/10/2019, 22:00 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan, sosok Bacharudin Jusuf Habibie merupakan sosok negarawan yang pada akhir hayatnya memberi kesan tentang kerukunan hidup berkeluarga.

"Dia seorang negarawan. Tapi di akhir hayatnya memberi kesan tentang kerukunan hidup keluarga, kecintaan kasih dengan Ainun luar biasa," ujar Anwar saat takziah di kediaman almarhum BJ Habibie di Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2019) malam.

Anwar kemudian bercerita mengenai buku karya BJ Habibie yang mengisahkan cintanya dengan Ainun.

Baca juga: Mantan Wakil PM Malaysia Anwar Ibrahim Takziah ke Rumah BJ Habibie

Istri Anwar, Wan Azizah Wan Ismail yang sudah tamat membaca buku tersebut terharu dengan kisah itu.

"Saya tidak baca itu, pusing. Saya takut Azizah minta saya melayani dia seperti Habibie dengan Ainun," kata dia.

Menurut Anwar, kerukunan hidup keluarga yang ditampilkan Habibie dan keluarganya jarang terlihat pada seorang negarawan.

"Bagi saya, terus terang Habibie tidak sebagai seorang politisi. Dia teknokrat, scientist, tapi menggerakan hati nurani juga," kata dia.

Baca juga: Merawat Ingatan akan Peninggalan BJ Habibie

Tidak hanya itu, Anwar juga melihat sosok Habibie merupakan seseorang yang peduli dengan urusan kemanusiaan.

Dalam takziah-nya itu, Anwar Ibrahim juga didaulat menyampaikan tausiyah di hadapan para peserta pengajian yang hadir.

Pada Rabu (9/10/2019) malam, diketahui merupakan malam pengajian ke-28 hari sejak Habibie wafat pada 11 September 2019 lalu. 

 

Kompas TV Ibrahim Datuk Tan Malaka, atau lebih diingat dengan nama Tan Malaka. Kisahnya dan sejarah perjuangan kemerdekaan di Indonesia diungkapkannya dalam sejumlah risalah. Salah satunya berisi gagasan tertulis mengenai konsep Republik Indonesia kali pertama pada tahun 1925. Risalah ini dituliskannya dalam bahasa Belanda, <em>Naar de Republiek Indonesie, </em>atau menuju Republik Indonesia. Gagasan inilah yang kelak membuat tan malaka mendapat gelar kehormatan, Bapak Republik Bangsa. Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, telah mengenal risalah-risalah politik Tan Malaka sejak tahun dua puluhan. Dua di antaranya adalah <em>Naar de Republiek Indonesia,</em> dan <em>massa actie,</em> atau aksi massa. Tahun 1922, Tan Malaka diasingkan ke Amsterdam, Belanda. Di sinilah ia mulai aktif mempelajari gerakan kiri yang kelak digunakannya untuk melawan imperialisme di nusantara. Menilik kisah Tan Malaka, tak lepas dari sosok sejarawan Belanda, Harry Albert Poeze. Poeze meneliti perjalanan hidup Tan Malaka lebih dari 40 tahun. Poeze adalah kepala penerbit di sebuah lembaga penelitian KITLV di Leiden, Belanda. Tahun 1976, Poeze meraih gelar doktor dari Universiteit Van Amsterdam dengan paparan rincinya mengenai riwayat Tan Malaka. Dan sejak tahun 1980, Poeze memulai penelitiannya dengan menemui sejumlah saksi sejarah untuk menggali informasi mengenai Tan Malaka. Tan Malaka aktif mengasah jiwa revolusinya sejak ia diasingkan di Belanda tahun 1922. Lebih dari 20 buah pemikiran tertulis dihasilkan Tan Malaka selama hidupnya. Dalam buku dari penjara ke penjara, Tan Malaka menceritakan perjalanannya lebih dari 20 tahun hidup mengembara berpindah-pindah negara. Puluhan nama samaran digunakannya demi mengelabui agen imperialis yang mengejarnya. Pasca kemerdekaan, Tan Malaka aktif bergerak bersama para tokoh nasional. Salah satunya adalah peristiwa di Lapangan Ikada, 19 September 1945, Tan Malaka berjalan menuju podium bersama soekarno. 17 Maret 1946, Tan Malaka beserta sejumlah pengikutnya ditangkap di Madiun, Jawa Timur dengan tuduhan hendak melakukan kudeta. September 1948, Tan Malaka dibebaskan dari penjara namun beberapa bulan setelah itu, 21 Februari 1949, Tan Malaka tewas diekseskusi di Kediri, Jawa Timur. Atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Tan Malaka mendapat gelar pahlawan nasional yang diberikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, pada tanggal 28 Maret 1963. Apresiasi terhadap jasa Tan Malaka juga telah dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Lima Puluh Kota. Sebuah jalan diberi nama Tan Malaka menghubungkan pusat kota Payakumbuh menuju Suliki, desa di mana Tan Malaka berasal. Dalam bukunya dari penjara ke penjara, Tan Malaka menulis bahwa dari dalam kubur suaranya akan lebih keras daripada dari atas bumi. Sama halnya meskipun Tan Malaka telah lama tiada, namun pemikirannya masih terus hidup di Republik Indonesia. #SINGKAP #TanMalaka
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com