Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Risiko Konflik, Mendagri Minta Kepala Daerah di Papua Kedepankan Dialog

Kompas.com - 27/09/2019, 13:59 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo meminta kepala daerah di wilayah Papua dan Papua Barat untuk menggencarkan dialog dengan tokoh masyarakat, tokoh agama hingga tokoh adat demi menekan risiko konflik di Papua.

Hal itu menyusul terjadinya rentetan kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Terakhir, kerusuhan terjadi di Wamena, Jayawiyaja, Papua, Senin (23/9/2019) dan Distrik Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua, Kamis (26/9/2019). 

Di Wamena, sebanyak 33 orang tewas dalam kerusuhan tersebut. 

"Pertama, kami minta kepada kepala daerah untuk terus melakukan koordinasi, komunikasi dengan Forkompimda, dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat," kata Tjahjo usai meneken kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Baca juga: 30 Kios Terbakar di Pegunungan Bintang Papua, Ini Penyebabnya

Hal itu guna memastikan ada kesamaan pandangan dalam menghadapi masalah. Sehingga, Tjahjo berharap semua pihak di wilayah Papua tak terpengaruh dengan isu-isu yang justru bisa memancing konflik.

"Hati-hati terhadap berita hoaks, jangan mudah termakan isu, ini harus disadarkan kepada semua pihak, hati-hati itu isu yang bisa adu domba lewat media-media sosial yang tidak bertanghung jawab," kata dia.

 

Selain itu, Tjahjo juga meminta seluruh pemerintah daerah di wilayah Papua dan Papua Barat untuk tetap fokus melayani masyarakat dengan baik.

"Kalau ada demo, diterima dengan baik, diajak dialog dengan baik apa aspirasinya sampaikan aspirasinya baik ke pusat maupun DPR. Saya kira membangun komunikasi dialog penting. Kita ini sesama bangsa. Mari membangun dialog, membangun sebuah persepsi, pemahaman yang sama dengan satu masalah, jangan percaya pada isu yang katanya, katanya," ujar dia.

Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.

Baca juga: Korban Tewas Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 33 Orang

Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.

Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.

Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar atau hoaks.

Sementara di Oksibil, kerusuhan disertai pembakaran terjadi di Jalan Balusu.

Baca juga: Kronologi Kerusuhan dan Pembakaran 150 Kios di Oksibil, Papua

Akibat kerusuhan tersebut, sebanyak 150 kios terbakar. Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, kejadian tersebut dilakukan oleh sekelompok pemuda yang berjumlah sekitar tujuh orang.

Menurut Kamal, para pemuda tersebut dalam kondisi dipengaruhi minuman keras.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Jelang Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Prabowo: Rakyat Menuntut Pimpinan Politik Kerja Sama

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Tanpa Melupakan Catatan di MK

Nasional
Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Jokowi Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Ajak Rekonsiliasi, AHY Minta Pihak yang Belum Puas Hasil Pilpres Tak Korbankan Rakyat

Nasional
Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Anies: Kita Hormati Proses Bernegara

Nasional
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Nasional
Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Hadiri Penetapan KPU, Prabowo: Kita Akan Kerja Keras

Nasional
Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta, Akan Hadir

Nasional
Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Nasional
Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Nasional
Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Nasional
PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

Nasional
Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Nasional
AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

Nasional
Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com