Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Soroti Jaminan Keamanan dan Pertahanan di Kalimantan Timur

Kompas.com - 26/09/2019, 23:02 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Khusus (Pansus) DPR terkait pemindahan ibu kota negara menggelar rapat kerja gabungan dengan sejumlah kementerian di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/9/2019).

Sejumlah perwakilan kementerian yang diundang dalam rapat itu di antaranya Kemenpan RB, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan dan Keamanan. Kemudian, Panglima TNI dan Kapolri.

Dalam rapat, anggota Pansus Ibu kota Negara, Sarmudji menyoroti jaminan keamanan dan pertahanan di Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara baru.

Baca juga: Ibu Kota Dipindah, Anies Harapkan Pembangunan Jakarta Tetap Jalan

Menurut dia, pemerintah harus dapat menjamin lokasi ibu kota baru tak ada gangguan keamanan.

"Kalau geser ke Kalimantan Timur, ada beberapa hal yang sudah disampaikan namun harus dijelaskan antisipasi yang harus dilakukan kalau terjadi ancaman," kata Sarmudji dalam rapat.

Sarmudji juga mempertanyakan kajian geostrategi Ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Menurut dia, apabila ibu kota pindah ke Kalimantan Timur, lokasi ibu kota akan semakin dekat dengan konflik internasional yaitu di dekat perairan Natuna Utara.

"DKI Jakarta kan letaknya jauh dari Naruna namun sekarang dengan kebijakan yang akan dijalankan (Kalimantan Timur), lokasinya semakin dekat," ujar dia.

Baca juga: Ibu Kota Pindah, Anies Singgung 3 Agenda Pembangunan Jakarta

Sementara itu, anggota Pansus, Bambang Haryo menilai, ibu kota sebaiknya tidak terlalu luas karena akan mempersulit TNI-Polri dalam mengamankan wilayah tersebut.

Bambang menyarankan, lokasi gedung Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Pertahanan tidak ditempatkan pada satu lokasi dengan kantor presiden dan wakil presiden.

Hal itu, kata dia, untuk mengantisipasi apabila ada serangan terhadap pemerintahan Indonesia.

"Dalam UU dikatakan kalau presiden atau wakil presiden tidak ada, maka penggantinya adalah Mendagri, Menlu, dan Menhan. Karena itu mereka tidak boleh bergabung dengan Presiden dan Wakil Presiden," kata Bambang.

Menanggapi hal itu, Kasum TNI Joni Supriyanto mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi apabila ada serangan dari pihak Internasional.

Ia menjamin, ibu kota baru terlindungi dari serangan udara langsung dengan didesainnya lokasi pesawat tempur satuan TNI AU di Kalimantan Timur.

"Ada satuan udara TNI AU dan radarnya melengkapi itu, jadi ibu kota harus terlindung dari serangan udara langsung musuh, jadi makaya ada desain di sana pesawat tempur," kata Joni.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com