Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Demonstran: Gas Air Mata Hantam Bibir dan Massa Tak Dikenal

Kompas.com - 25/09/2019, 13:56 WIB
Christoforus Ristianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Pertamina Naufal Nabil Siregar mengisahkan detik-detik pecahnya kerusuhan di depan Gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019) kemarin.

Ketika ditemui saat hendak perawatan lanjutan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Rabu (25/9/2019), Naufal mengatakan, setelah polisi menembakkan gas air mata, demonstrans terpecah ke dua arah.

Ada yang mengarah ke Semanggi. Ada pula yang mundur ke arah Slipi. Naufal berada di kelompok massa yang mengarah ke Semanggi.

Sekitar pukul 18.30 WIB, gas air mata kembali ditembakkan polisi ke arah ia dan mahasiswa lain berkerumun.

"Tahu-tahu ada tembakkan dari samping, meluncur lalu mengenai bagian bibir saya," kat Naufal.

Baca juga: Fahri Hamzah Yakin Pelaku Kerusuhan di Sekitar DPR Bukan Mahasiswa

Ia tidak mengetahui pasti apa yang mengenai bibirnya sehingga menyebabkan luka robek tersebut. Ia menduga, benda yang menghantam bibirnya itu adalah gas air mata.

Pasalnya setelah kejadian itu, asap tebal memenuhi area di sekitarnya. Membuat dadanya sesak, kepala pusing dan sekujur tubuh lemas. Matanya juga perih tidak tertahankan sehingga ia sempat tidak sanggup melihat ke sekeliling.

"Dari peristiwa kemarin, saya dapat dua jahitan di bibir dan pipi bagian kanan," ujar Naufal.

Massa Tak Dikenal

Naufal juga bercerita bahwa ada massa tak dikenal ikut berbuat kerusuhan usai mahasiswa dipukul mundur aparat.

Ia dan rekan-rekan mahasiswa awalnya sengaja tidak melepaskan jaket almamater dari tubuh. Hal itu demi membedakan orang yang berasal dari mahasiswa dan mana yang bukan.

Baca juga: Penolakan RKUHP Masif, Wapres Minta DPR dan Pemerintah Dialog dengan Publik

Beberapa saat setelah terkena gas air mata itu, Naufal mengaku, sempat melihat ada massa yang tidak mengenakan jaket almamater melemparkan batu dan benda lainnya ke arah polisi.

Aksi dari massa tak dikenal itulah, menurut Naufal, yang membuat polisi mengamuk, bahkan juga mengejar ke arah massa di mana di belakangnya terdapat kerumunan mahasiswa.

"Sebetulnya memang ada provokasi sehingga pagar juga rubuh. Akhirnya polisi juga ngamuk," ujar Naufal.

Baca juga: Ini Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata Saat Demo Mahasiswa di DPR

RSPP sendiri, sejak Selasa malam, kedatangan total 90 pasian yang merupakan demonstran di depan Gedung DPR/MPR.

Namun, 87 orang di antaranya sudah dipulangkan dan tersisa tiga mahasiswa yang sedang menjalani perawatan. Salah satu dari dua itu mengalami retak tulang tengkorak sehingga mengalami pendarahan. 

Pihak RSPP belum bersedia mengungkap identitas korban yang dirawat. 

 

Kompas TV Tidak hanya di Jakarta, puluhan mahasiswa peserta unjuk rasa harus mendapat perawatan di klinik kesehatan kampus Universitas Islam Bandung, setelah terlibat bentrokan dengan petugas kepolisian di depan gedung DPRD, Jawa Barat. Petugas kesehatan dari Unisba menyebutkan ada puluhan mahasiswa yang harus mendapat perawatan kerena mengalami sesak napas, mata perih, dan luka-luka. Setelah mendapat pertolongan pertama di klinik kesehatan Unisba, sejumlah mahasiwa juga ada yang dirujuk ke beberapa rumah sakit antara lain di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Halmahera, dan Borromeus. #ruukpk #demomahasiswa #rkuhp
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com