Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Korban Tewas hingga Dugaan Keterlibatan Benny Wenda di Rusuh Jayapura

Kompas.com - 24/09/2019, 09:29 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak hanya di Wamena, kerusuhan juga sempat terjadi di Expo Waena, Kota Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019).

Menurut keterangan polisi, awalnya mahasiswa Papua yang sedang pulang kampung menduduki Universitas Cendrawasih (Uncen).

Sebagian besar mahasiswa itu disebutkan datang dari Sulawesi.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, mahasiswa tersebut diduga ingin mendirikan posko di areal Uncen.

"Mahasiswa langsung mendatangi Uncen, kemudian melakukan pemblokiran, pemasangan spanduk dan rencana akan mendirikan posko, dengan mengambil areal Uncen," kata Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin malam.

Baca juga: Wamena Papua Lumpuh, Masyarakat Lebih Memilih Mengungsi

Menurut polisi, posko tersebut diduga untuk melakukan propaganda dan merencanakan aksi lainnya.

Pihak rektorat dan mahasiswa Uncen yang tidak setuju segera mengontak kapolda.

Setelah personel datang dan melakukan negosiasi, mahasiswa yang menduduki Uncen sepakat dipulangkan ke Expo Waena.

Baca juga: Wamena Rusuh, 21 Orang Tewas, Ribuan Warga Mengungsi, Akses Internet Dibatasi

 

Situasi di kawasan Expo sempat kondusif. Namun, mahasiswa tersebut secara tiba-tiba menyerang aparat TNI-Polri. Korban pun berjatuhan.

Berikut sejumlah fakta terkait kerusuhan tersebut:

1. Tiga warga sipil tewas

Dedi mengatakan tiga orang tewas dan 20 orang lainnya luka-luka akibat kerusuhan tersebut. Para korban diduga merupakan mahasiswa Papua yang sedang pulang kampung.

Baca juga: 7 Fakta Rusuh di Wamena: Hoaks, Korban Jiwa, hingga Dugaan Disusupi KNPB

 

Berdasarkan dugaan sementara, kata Dedi, ketiga korban mahasiswa itu tewas karena peluru karet.

Namun, penyebab kematian serta identitas korban masih didalami oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).

"Jadi dugaan sangat besar kemungkinan dengan peluru karet tapi kan harus diotopsi dulu. Makanya tim DVI masih harus mengecek yang bersangkutan dulu, identitasnya, kalau misalnya ditemukan," ungkapnya.

2. Satu aparat TNI gugur dan 6 anggota Brimob luka

Selain masyarakat, aparat keamanan juga menjadi korban. Seorang anggota TNI gugur akibat luka bacokan dan serangan benda tumpul.

Baca juga: Korban Tewas Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 21 Orang

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2019).KOMPAS.com/Devina Halim Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (1/8/2019).

Tercatat pula, 6 anggota Brimob luka berat karena bacokan dan lemparan batu.

"Enam anggota Brimob mengalami luka berat juga, baik luka benda tumpul, lemparan batu, luka di kepala maupun bacokan senjata tajam," tutur Dedi.

3. Amankan ratusan mahasiswa

Saat ini, polisi telah mengamankan 318 mahasiswa yang diduga terkait dengan kerusuhan tersebut.

Dedi menuturkan, para mahasiswa tersebut tengah dimintai keterangan.

Baca juga: Fakta Lengkap Kerusuhan di Wamena, 21 Warga Tewas hingga 1.500 Mengungsi

Polisi juga sedang memilah-milah peran mahasiswa yang diamankan.

"Sekarang sedang dipilah-pilah siapa terlibat penganiayaan, kemudian siapa yang terlibat provokasi, siapa yang ikut-ikutan saja. Malam ini juga dimintai keterangan," tutur Dedi.

Polisi juga mendalami siapa provokator hingga para mahasiswa tersebut menyerang aparat secara tiba-tiba.

4. Diduga terkait Benny Wenda

Polisi menduga kerusuhan tersebut tak lepas dari peran Benny Wenda, pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).

Menurut polisi, Benny, yang kini tinggal di Inggris, diduga menjadi dalang kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

"Dari awal Bapak Kapolri sudah menyampaikan bahwa desain seperti ini tidak luput dari peran BW, ULMWP, yang ada di luar negeri," ujar Dedi.

Baca juga: Dandim Jayawijaya: Di Tengah Demo Siswa di Wamena, Ada Orang Membawa Senjata

 

Peristiwa tersebut juga tak lepas dari organisasi lain yang terkait ULMWP yaitu Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Lebih lanjut, polisi menduga KNPB memiliki pelaku di lapangan yaitu Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

Berdasarkan keterangan polisi, AMP diduga diperintahkan untuk memprovokasi masyarakat di lapangan.

"KNPB itu langsung memiliki pemain lapangan di bawahnya, AMP, AMP inilah yang digunakan oleh mereka untuk memprovokasi masyakarat maupun mahasiswa Uncen yang ada di Jayapura," tutur Dedi.

Kompas TV Di tengah upaya memperkuat perdamaian di Tanah Papua kembali terjadi aksi unjuk rasa yang memicu anarkistis kembali terjadi di Bumi Cendrawasih. Aksi anarkistis terjadi di dua lokasi. Pertama di Kota Wamena, Papua yang bermula dari aksi unjuk rasa siswa yang dipicu berita hoaks terkait ujaran rasial. Disaat yang hampir bersamaan aksi anarkistis juga terjadi di Jayapura, Papua yang bermula dari aksi unjuk rasa mahasiswa. Dua peristiwa ini patut disayangkan karena terjadi pada saat seluruh elemen mengupayakan untuk semakin mempererat kerukunan dan perdamaian di Tanah Papua. Kerusuhan dan aksi anarkistis kembali terjadi di Wamena dan Jayapura, Papua. Bagaimana menjaga perdamaian di bumi cenderawasih kami bahas dengan Staf Khusus Presiden urusan Papua Lenis Kogoya dan Ismail Hasani Direktur Eksekutif Setara. #TanahPapua #Kericuhan #Papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com