Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi: Ada Benny Wenda di Balik Kerusuhan Jayapura

Kompas.com - 24/09/2019, 06:18 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Kepolisian RI menduga bahwa kerusuhan seperti yang terjadi di Expo Waena, Kota Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019), tak lepas dari peran Benny Wenda.

Benny Wenda diduga menjadi dalang kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Benny yang kini tinggal di Inggris itu merupakan pemimpin United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).

"Dari awal Bapak Kapolri sudah menyampaikan bahwa desain seperti ini tidak luput dari peran BW, ULMWP, yang ada di luar negeri," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin malam.

Menurut Dedi, peristiwa tersebut juga tak lepas dari organisasi lain yang terkait ULMWP yaitu Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Baca juga: Dandim Jayawijaya: Demo Anarkistis Pelajar SMA di Wamena Disusupi KNPB

Saat ini, sejumlah petinggi kedua organisasi tersebut sedang dalam proses hukum terkait kerusuhan di tanah Papua.

Mereka di antaranya Ketua KNPB Agus Kossay, Ketua KNPB Wilayah Mimika Steven Itlay, dan Wakil Ketua II ULMWP Buchtar Tabuni. 

Tak hanya itu, Dedi mengatakan bahwa KNPB menggerakkan pelaku di lapangan yaitu Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

Aparat kepolisian menduga, AMP tersebut diperintahkan untuk memprovokasi masyarakat di lapangan.

"KNPB itu langsung memiliki pemain lapangan di bawahnya, AMP, AMP inilah yang digunakan oleh mereka untuk memprovokasi masyakarat maupun mahasiswa Uncen yang ada di Jayapura," ujar dia. 

Terkait kerusuhan tersebut, Dedi mengatakan, awalnya mahasiswa Papua yang pulang kampung ke Papua menduduki Universitas Cendrawasih (Uncen). Sebagian besar mahasiswa itu disebutkan datang dari Sulawesi.

Baca juga: Rusuh di Wamena, Pemerintah Batasi Akses Internet

Dedi mengatakan, mahasiswa tersebut diduga ingin mendirikan posko di area Uncen. Menurut polisi, posko tersebut diduga untuk melakukan propaganda dan rencana aksi lainnya.

Kemudian, pihak rektorat dan sebagian mahasiswa Uncen yang tidak setuju menghubungi kapolda setempat.

Setelah aparat datang dan dilakukan negosiasi, mahasiswa yang menduduki Uncen sepakat untuk dipulangkan ke Expo Waena Jayapura.

Setiba di Expo, mahasiswa seketika melakukan serangan anarkis ke anggota TNI-Polri sekitar pukul 13.00 WIT. Polisi pun masih mendalami siapa provokator dari kejadian tersebut.

"Kita masih mendalami siapa memprovokasi secara mendadak mahasiswa tersebut, sekitar jam 1 siang langsung menyerang secara membabi buta," ujar Dedi.

Akibat kerusuhan tersebut, tiga warga sipil yang diduga mahasiswa tewas dan 20 orang lainnya luka-luka.

Baca juga: Pasca-kerusuhan di Wamena, 100 Warga Mengungsi di Rumah Anggota Polisi

Berdasarkan dugaan sementara, kata Dedi, ketiga korban mahasiswa diduga tewas karena peluru karet.

Namun, penyebab kematian serta identitas korban masih didalami oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).

Kejadian tersebut juga menyebabkan seorang aparat TNI tewas akibat luka bacokan dan serangan benda tumpul.

Tercatat pula 6 anggota Brimob luka berat karena luka bacokan, lemaran batu, dan bacokan.

Semua korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara di Jayapura, Papua.

Polisi pun telah mengamankan 318 mahasiswa yang diduga terkait kerusuhan tersebut. Polisi sedang memilah-milah peran mahasiswa tersebut dan mendalami provokatornya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com