JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah aktivis peduli lingkungan hidup menggelar aksi massa dengan mengusung tema "Jeda untuk Iklim" di taman aspirasi depan Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (20/9/2019).
Mereka antara lain aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Greenpeace Indonesia, Amnesty International, dan 350.org, organisasi internasional lingkungan yang menangani krisis iklim.
Long march dimulai dari depan Balai Kota DKI Jakarta hingga ke taman aspirasi Monas.
Baca juga: Efek Karhutla Makin Meluas, Ini Pesan Aktivis Lingkungan Asal Perancis
Mereka meminta pemerintah Indonesia melakukan aksi konkret dalam menyelesaikan sengkarut masalah lingkungan hidup, seperti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kini terjadi di Riau dan Kalimantan.
UPDATE: Kompas.com menggalang dana untuk para korban kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Sumbangkan sedikit rezeki Anda untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama untuk pembelian masker dan kebutuhan lainnya yang perlu. Klik di sini untuk donasi.
Perwakilan dari Walhi, Malik Diazin, menyatakan, aksi ini merespons dampak perubahan iklim global yang berdampak ke Indonesia.
Salah satu yang menjadi soal adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang di Riau dan Kalimantan yang menyebabkan masyarakat mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
"Karhutla mencekik jutaan jiwa," ujar Malik.
Baca juga: Viral Ular Berkaki di Karhutla Riau, Ahli Tegaskan Itu Bukan Kaki
Walhi, lanjutnya, meminta agar pemerintah Indonesia tidak memberikan impunitas atau kebal hukum perusahaan yang menjadi pelaku terjadinya karhutla.
"Korporasi enggan bertanggung jawab akan pelanggaran hukumnya karena mereka mencontoh pemerintah Indonesia yang melakukan PK terkait karhtula di Kalimantan Tahun 2015," ujar Malik.
Menurutnya, tidak ada upaya serius dari pemerintah dalam mencegah dan menangani karhutla yang kini kian mengkhawatirkan terjadi di sejumlah wilayah Riau dan Kalimantan.
Maka dari itu, ia menambahkan, negara perlu komitmen dalam kemauan politik untuk menangani dan menegakkan hukum kasus karhutla.
Baca juga: Kisah Desa Sebangau Mulya 3 Tahun Cegah Karhutla dengan Dana Desa
Adapun terkait dengan karhutla, merujuk data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (20/9) pukul 09.00 WIB, total luas lahan yang terbakar sepanjang Januari-Agustus sebanyak 328.724 hektar dengan 5.086 titik panas.
Kalimantan tengah menjadi wilayah yang paling banyak memiliki titik api sebanyak 1.443 titik panas.
Kemudian diikuti Kalimantan Barat (1.384); Jambi (695); Sumatera Selatan (532); Riau (187); dan Kalimantan Selatan (169).