Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Polsek Setiabudi Sempat Minta Jajaran KPK Copot Kain Hitam yang Tutupi Logo KPK

Kompas.com - 13/09/2019, 16:53 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang polisi dari Polsek Metro Setiabudi bernama Bambang H sempat meminta jajaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencopot kain hitam yang menutupi salah satu logo KPK.

Kain hitam yang menutupi logo KPK ini merupakan bagian dari aksi simbolik #SAVEKPK yang dilakukan jajaran pegawai dan pimpinan KPK.

Aksi simbolik itu menandakan KPK akan dilanda kegelapan apabila dipimpin orang yang bermasalah.

Selain itu, penutupan kain merupakan kritik terharap revisi Undang-Undang KPK, yang saat ini bergulir di DPR.

"Yang jelas pokoknya enggak boleh kayak gini. Yang jelas kantor negara sebenernya enggak boleh begini. Ini kan milik negara. Ini bukan perusahaan, ini untuk keamanan keseluruhan, ini instansi pemerintah bukan perusahaan," kata Bambang di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (13/9/2019).

"Kalau ini perusahaan, saya enggak masalah. Ini sudah salah kaprah begitu loh. Kantor negara kok begini begitu. Milik negara kok seperti diboikot begini," kata polisi yang memiliki lencana bertuliskan "BINMAS" di lengan kanan seragam dinasnya.

Baca juga: Polisi Belum Menangkap Pelaku Rusuh di Depan Gedung KPK

Salah satu pegawai KPK yang berada di dekat Bambang membantah ada kesan pemboikotan.

"Enggak ada pemboikotan kok, Pak. Ini kan ditutup juga bareng-bareng sama pimpinan, Pak Saut," kata pegawai tersebut

"Ya seharusnya dibuka saja, kenapa begitu. Supaya aman saja, supaya tidak ada demo lagi. Kami kan sudah mengimbau," kata polisi berpangkat Komisaris Polisi itu.

Seorang wartawan yang berada di dekat Bambang sempat bertanya, siapa yang memerintahkan untuk mencopot kain hitam tersebut.

"Enggak ada yang memerintah, ini keamanan saja. Ini institusi negara bukan perusahaan. Kami enggak ada instruksi, untuk menjaga kondusivitas saja," kata dia.

Sebelumnya kelompok massa memicu kericuhan saat berunjuk rasa. Mereka mendukung revisi UU KPK.

Baca juga: Merangsek Masuk Gedung KPK, Massa Copot Kain Hitam yang Tutup Logo KPK

Saat sudah membakar karangan bunga dukungan untuk KPK, massa merangsek ke sisi kanan gedung KPK.

Mereka diperintahkan orator untuk mencopot kain hitam yang menutupi logo KPK tersebut.

Polisi sempat mencegah massa merangsek masuk.

Selang beberapa waktu kemudian, salah seorang massa berhasil masuk dan mencopot kain hitam tersebut.

Bentrok pun tak terhindarkan dengan melibatkan sejumlah massa, petugas keamanan KPK, petugas polisi dan jurnalis.

Hingga berita ini diturunkan, situasi di KPK mulai berlangsung kondusif. Pegawai KPK yang sempat turun dan keluar lobi, mulai kembali masuk ke gedung KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com