JAKARTA, KOMPAS.com - "La ilaha illallah, la ilaha illallah, la ilaha illallah..." lantunan itu mengiringi peti berbalut bendera merah putih yang membawa jenazah Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie ketika tiba di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Raut kesedihan tampak dari orang-orang yang hadir di TMP Kalibata, baik keluarga, kerabat, kolega, hingga warga yang sengaja datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada sosok yang dkenal sebagai Bapak Teknologi itu.
Jenazah BJ Habibie memasuki area TMP dengan upacara militer. Dan dimakamkan bersebelahan dengan istrinya, Asri Ainun Habibi.
Upacara pemakaman dipimpin Presiden Joko Widodo yang bertindak sebagai inspektur upacara.
Suasana sedih dan haru mengiringi prosesi pemakaman. Ketika jenazah diturunkan hingga prosesi tabur bunga, keluarga dan pelayat yang hadir tak dapat menahan rasa sedihnya.
Tak terkecuali warga yang hadir dalam upacara pemakaman. Mereka bahkan turut menyanyikan lagu Gugur Bunga yang berkumandang ketika prosesi tabur bunga dilakukan.
BJ Habibie adalah mantan Presiden pertama Indonesia yang dikebumikan di TMP Kalibata. Sebab, tiga presiden sebelumnya dimakamkan di lokasi yang berbeda.
Presiden pertama RI Soekarno dimakamkan di Blitar, Jawa Timur, tepatnya di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan.
Selanjutnya, Presiden ke-2 RI Soeharto dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Solo, Jawa Tengah. Sementara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikebumikan di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Putra sulung BJ Habibie, Ilham Habibie mengucapkan salam perpisahan kepada sang ayahanda saat memberikan sambutan dari pihak keluarga usai pemakaman.
"Bapak ingin semangat ini diterapkan untuk mewujudkan cita-cita bangsa umat di dunia. Sampai jumpa di akhirat Bapak tercinta. Selamat jalan dan kita cintai Papa, Eyang semuanya," ujar Ilham saat memberi sambutan.
Baca juga: Ilham Habibie: Sampai Jumpa di Akhirat Bapak Tercinta...
"Mudah-mudahan insya Allah khusnul khotimah. Sampai jumpa, Pak," lanjut dia.
Ilham menyebut, ayahnya wafat ketika dikelilingi keluarga dan kerabat. Mereka bahkan sempat memberikan ciuman perpisahan sebelum Habibie menghembuskan napas terakhir.
Oleh karena itu, Habibie wafat dalam keadaan seolah-olah tersenyum karena dia merasakan cinta yang dicurahkan para keluarga dan kerabatnya.
Ilham Akbar Habibie mengungkapkan hidup ayahnya dipenuhi cinta.