JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengenang almarhum Bacharuddin Jusuf Habibie sebagai sosok yang rela mengorbankan kepentingan pribadi untuk negara.
Salah satu pengrobanan terbesar Habibie adalah menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1998.
Padahal, kala itu, Habibie yang menggantikan Soeharto sebagai Presiden pada tahun 1998, secara konstitusi bisa bertahan dengan jabatannya hingga tahun 2003.
"Tapi beliau langsung mengumumkan saya akan mengadakan Pemilu agar rakyat memilih pemimpinnya sendiri melalui Pemilu yang baik," kata Mahfud usai melayat ke kediaman almarhum Habibie di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Baca juga: BJ Habibie Meninggal, Mahathir Mohamad Sedih Kehilangan Teman Lamanya
"Dan terjadilah pemilu yang baik, sesudah puluhan tahun negara ini tidak pernah mengadakan pemilu dengan baik. Itulah yang dilakukan Habibie," sambungnya.
Di mata Mahfud, Habibie adalah seorang muslim moderat yang bisa dijadikan teladan.
Menurut Mahfud, Habibie menjadi pembuka pintu ketika orang-orang Islam merasa inferior, kolot, dan bodoh.
"Tapi Pak Habibie membuktikan bahwa ada anak Islam dan bisa anak-anak Islam itu maju seperti Pak Habibie. Sehingga Pak Habibie itu lalu menjadi prototype, menjadi role model yang dibanggakan oleh anak Indonesia, oleh ibu-ibu yang sedang hamil (berharap) mudah-mudahn anak saya besok lahir seperti Habibie," katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi Tiba di Rumah Duka BJ Habibie
Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie wafat pukul Rabu (11/9/2019) pukul 18.03 WIB.
Habibie meninggal dunia karena sudah berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi. Salah satunya adalah jantung.
Rencananya, Habibie akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP), Kalibata, Jakarta Selatan. Tepatnya di samping makam almarhum istrinya, Asri Ainun.