Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu KPI, Wiranto Minta Tingkatkan Kualitas Penyiaran di Zaman Kebebasan Informasi

Kompas.com - 11/09/2019, 13:57 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto bertemu dengan Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (11/9/2019).

Wiranto menyatakan, dalam pertemuan itu, ia mengajak KPI dan Kemenko Polhukam menyelaraskan tujuan untuk meningkatkan kualitas penyiaran televisi di Indonesia.

"Saya mengajak KPI dan Kemenko Polhukam itu ada satu keharmonisan dalam kerja karena kita tujuannya sama ya, bagaimana agar seluruh penyiaran di Indonesia itu positif," ujar Wiranto.

Baca juga: Dipetisi karena Akan Awasi YouTube dan Netflix, Ini Hasil Kajian KPI

Dalam pertemuan itu, hadir Ketua KPI Agung Suprio dan wakilnya Mulyo Hadi Purnomo.

Wiranto menambahkan, ia meminta KPI untuk meningkatkan kinerja lantaran penyiaran yang cukup bebas saat ini justru dimanfaatkan untuk membuat kegaduhan.

"Penyiaran sekarang cukup bebas. Itu justru dimanfaatkan untuk membuat kegaduhan, konflik, tidak aman, dan membuat masyarakat tidak tentram. KPI kan lembaga pengawasan, maka tentu berhak mengawasi lembaga penyiaran lainnya untuk bisa masuk dalam koridor menjaga keutuhan NKRI," paparnya kemudian.

Baca juga: Polemik KPI Wacanakan Awasi Netflix dan YouTube hingga Muncul Petisi Penolakan

Sementara itu, Agung Suprio menambahkan, pihaknya berkoordinasi dengan Kemenko Polhukam terkait peningkatan kualitas penyiaran yang tugas, pokok, dan fungsinya ada di KPI.

"Kami berkoordinasi dengan Pak Wiranto karena tupoksi KPI bersinggungan dengan Kemenko Polhukam. Jadi kita harus memperbaiki konten penyiaran di televisi maupun radio," ucap Agung.

Kompas TV Rencana Komisi Penyiaran Indonesia untuk mengawasi konten media nonkonvesional seperti Youtube dan Netflix jadi pembahasan hangat. Menanggapi wacana KPI itu warganet ramai-ramai bereaksi. Tagar KPI jangan urusi Netflix langsung masuk trending di lini masa Twitter. Mayoritas mencuitkan ketidaksetujuan mereka. Tak hanya itu, petisi <em>online</em> di laman change.org diserbu tanda tangan warganet. Hingga Rabu (14/8/2019) pagi ini petisi itu telah ditandatangai lebih dari 74.000 orang. Selain itu terdapat 4 poin petisi tolak KPI awasi Youtube, Facebook dan Netflix. Yakni mencederai mandat berdirinya KPI, KPI bukan lembaga sensor, Netflix dan Youtube jadi alternatif tontonan warga karena kinerja KPI buruk dan masyarakat membayar untuk mengakses Netflix. Tak hanya di dunia maya pro dan kontra juga menyeberang ke dunia nyata. Sementara KPI menyebut wacana pengawasan justru datang dari warga sendiri. Meski begitu berdasarkan Undang-Undang Penyiaran no 32 tahun 2002 tugas dan kewenangan KPI adalah mengawasi siaran <em>free to air</em> seperti televisi. KPI belum berwenang mengawasi konten di <em>platform</em> <em>streaming</em>. Terusiknya warganet dengan rencana pengawasan KPI terhadap isi konten digital sebenarnya memiliki titik tengah. Layanan digital kini sudah punya teknologi penyaring usia penonton. Netflix dan Youtube diketahui sudah memiliki mode yang ramah anak-anak dan terdapat mode yang memisahkan konten dewasa dengan anak. Meski begitu tentunya masyarakat tak lantas lepas tangan pengawasan serta edukasi untuk bijak menggunakan media baru bisa juga dilakukan dari skala terkecil yakni dari keluarga. #KPI #Netflix #Youtube
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal 'Amicus Curiae' Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Beragam Respons Kubu Prabowo-Gibran soal "Amicus Curiae" Megawati dan Sejumlah Tokoh Lain

Nasional
Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Nasional
Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com