Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertemuan Pertama, Munir Membuka Mata Hati Yati Andriyani soal Pelanggaran HAM

Kompas.com - 11/09/2019, 10:01 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 1998 menjadi masa yang diingat Koordinator Komisi untuk Orang Hilanh dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Yati Andriyani. Saat itu, dia masih mahasiswa semester 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Suati hari, dia mengetahui ada sosok aktivis HAM bernama Munir Said Thalib menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di kampusnya. Munir merupakan pendiri Kontras, organisasi pegiat HAM yang dipimpin Yati sekarang.

Diskusi memang belum menarik perhatian bagi sebagian besar mahasiswa, yakni tentang pencarian 13 aktivis yang hilang periode 1996-1998.

Pada periode itu, para aktivis demokrasi hilang setelah mengkritik kebijakan Presiden Soeharto. Setidaknya ada dua momentum, yaitu Tragedi 27 Juli 1996 dan Pemilu 1997.

Baca juga: Suciwati dan Ruang-ruang Kengerian yang Dilaluinya Bersama Munir...

Saat itu Yati memang sedang ragu dan bertanya-tanya tentang adanya kekejaman dan pelanggaran HAM yang terjadi di negeri ini.

"Apakah betul ada orang yang begitu kejam menculik, membawa atau menangkap para aktivis mahasiswa?" pikir Yati saat itu, saat berdiskusi dengan Kompas akhir pekan lalu (6/9/2019).

Saat itu pula, belum banyak mahasiswa yang berani mendukung upaya-upaya pencarian atau menyuarakan reformasi. Tak heran jika hanya ada beberapa mahasiwa saja, termasuk Yati, yang mengikuti diskusi di ruang kelas tersebut.

Tak hanya berdiskusi, setelah itu Yati bersama rekan-rekan yang mengikuti diskusi berkeliling kampus sembari membawa poster-poster korban penculikan penghilangan paksa.

Baca juga: Ini Harapan Diva, Putri Aktivis HAM Munir, untuk Presiden Jokowi ...

Tak disangka, dari situ Munir seolah menjadi pintu yang membuka "keran" pemikiran kritis Yati agar mengalir keluar.

"Di situlah Munir bantu membuka mata hati saya bahwa negara kita saat itu cukup mencekam, tensi politik tinggi," ujar Yati.

"Saya jadi mengerti bahwa ada kesewenangan negara, pelanggaran HAM, penculikan, penghilangan paksa yang terjadi," tuturnya.

Dari informasi yang disampaikan Munir saat diskusi tersebut, Yati mulai meyakini bahwa apa yang sempat diragukannya memang benar-benar terjadi.

Dia pun bertekad untuk mendukung gerakan advokasi pencarian 13 aktivis yang hilang sebagaimana yang disampaikan Munir dalam diskusi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com