Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BJ Habibie Sakit, 44 Dokter Kepresidenan Disiapkan hingga Tak Akan Dibawa ke Jerman

Kompas.com - 11/09/2019, 06:51 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie diketahui dirawat secara intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Informasi awal itu disampaikan Sekretaris Pribadi BJ Habibie, Rubijanto, Minggu (8/9/2019).

"Dengan hormat, bersama ini kami konfirmasikan bahwa Bapak BJ Habibie sedang menjalani perawatan yang intensif oleh Tim Dokter Kepresidenan (TDK) di RSPAD Gatot Soebroto," kata Rubijanto saat itu.

Baca juga: BJ Habibie Dirawat Intensif di RSPAD Gatot Soebroto

Pada saat itu, TDK merekomendasikan agar pendiri Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) itu tidak dijenguk oleh siapa pun.

44 dokter kepresidenan disiapkan

Terkait kondisi itu, sebanyak 44 dokter kepresidenan pun disiapkan untuk menangani kesehatan BJ Habibie.

Dokter kepresidenan yang disiagakan ini terdiri dari dokter ahli atau spesialis yang dirasa diperlukan oleh Habibie.

"Jadi ada dokter kepresidenan yang kami koordinasikan berjumlah 44 orang. Sebanyak 34 tim panel ahli, ahli di bidang macam-macam, jantung, otak, dan sebagainya lengkap. Semua spesialis kedokteran lengkap di sana ada 34 orang," ujar Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Jakarta Setya Utama di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/6/2019).

"Kemudian ada dokter pribadi presiden berjumlah 10 orang," kata dia.

Baca juga: 44 Dokter Kepresidenan Disiapkan Tangani BJ Habibie

Setya memastikan pemerintah menanggung seluruh biaya kesehatan Habibie sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan atau Administrasi Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden.

Isu meninggal dunia

Di tengah kondisi BJ Habibie yang sakit, di media sosial juga beredar kabar bahwa ia meninggal dunia pada Selasa (10/9/2019) pagi.

Pada awalnya, Sekretaris Pribadi Habibie, Rubijanto, memastikan kabar tersebut tidak benar alias hoaks.

Rubijanto mengatakan, sampai saat ini Habibie masih dirawat intensif di RSPAD Gatot Soebroto. Kondisi kesehatannya masih tertangani oleh para dokter kepresidenan.

"Aman terkendali," kata Rubijanto kepada Kompas.com, Selasa pagi.

Hal senada kembali ditegaskan oleh putra BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, dalam konferensi pers, Selasa malam. Thareq meminta semua pihak untuk tak termakan dengan hoaks terkait kondisi ayahnya.

Baca juga: Kabar Habibie Meninggal Dipastikan Hoaks

"Tadi pagi saya ditanya, banyak, ada berita palsu, bapak meninggal. Jadi jangan percaya berita hoaks, percayalah kepada kalian-kalian (jurnalis) ini yang asli memberi berita asli. Yang hoaks itu jangan dipercayalah," kata Thareq.

Ia menyesalkan isu semacam itu beredar. Sebab, kondisi ayahnya terkini justru semakin stabil.

"Ada orang bilang bapak meninggal saya belum apa-apa dapat (ucapan) 'Innalilahi', loh bagaimana, sih? Saya tanya yang meninggal siapa, (dijawab) 'loh, bapakmu'. Loh, kata siapa?" ujar Thareq.

Sakit karena faktor usia dan aktivitas tinggi

Thareq menyatakan ayahnya jatuh sakit karena faktor usia dan banyaknya aktivitas yang ia jalani sehari-hari sehingga hal itu menimbulkan masalah pada kesehatan jantungnya.

"Mohon dimengerti Bapak itu agak sepuh ya. Sudah di atas 80 (tahun), yakni 83 (tahun) menginjak 84 tahun. Beliau beraktivitas sangat tinggi sehingga Bapak suka lupa bahwa Beliau itu 80-an. Karena otaknya masih jalan tapi sesuai natural manusia badan kan enggak akan selalu ikut," kata dia.

Baca juga: Anak BJ Habibie: Bapak Lupa Usianya Jelang 84, Aktivitasnya Banyak, Kurang Istirahat

"Bapak saya dari dulu semenjak muda punya masalah dengan jantung. Otomatis karena kian menua ini jantungnya sangat melemah. Dengan aktivitas yang tinggi tidak dikasih waktu istirahat, badannya memberontak. Jadilah ada masalah," kata Thareq.

Thareq meminta doa semua pihak agar ayahnya bisa ssgera pulih dan kembali beraktivitas seperti biasa.

Dirawat di CICU, kunjungan dibatasi

Ia pun mengungkapkan, BJ Habibie dirawat secara intensif di ruangan Cerebro Intensive Care Unit (CICU), Paviliun Kartika. Keluarga, kata Thareq, sengaja membawa ayahnya ke rumah sakit agar bisa istirahat penuh.

"Sengaja dimasukin ke ICU karena tidak ada pilihan lain untuk membiarkan beliau istirahat untuk bisa menyembuhkan diri. Walaupun dikasih obat macam-macam tapi kalau enggak istirahat total tidak ada guna," katanya.

Keluarga juga sengaja membatasi pengunjung yang hendak menjenguk ayahnya. Sebab, jika tak dibatasi, Habibie tak kunjung beristirahat.

"Keadaan Bapak sudah stabil membaik. Cuma Bapak sangat lemes, sangat capek diajak ngomong. Bereaksi diajak ditanya manggut bisa, tetapi tidak ada bahwa Bapak itu dalam keadaan kritis. Sudah membaik, sudah stabil," ucap dia

Tak akan dibawa ke Jerman

Thareq juga menyatakan ayahnya tak akan dibawa ke Jerman terkait kondisi kesehatannya.

Baca juga: Keluarga Batasi Penjenguk agar Habibie Bisa Beristirahat

Ia mengatakan, keluarga besar Habibie percaya dengan kualitas tim medis yang menangani ayahnya.

"Tidak, tidak, tim dokter di sini bagus, kenapa harus dibawa ke Jerman?" kata Thareq.

"Lagi pula sebagai orangtua yang sakit, kalau terbang dalam jarak jauh dan beliau dalam keadaan begini ya lebih bahaya," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

17 Agustus 2024, Paspor RI Ganti Warna

17 Agustus 2024, Paspor RI Ganti Warna

Nasional
Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina

Komisi VIII DPR Harap Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Akhiri Penderitaan Rakyat Palestina

Nasional
PAN Sebut Susunan Kabinet Prabowo Akan Dibahas Usai Gugatan di MK Selesai

PAN Sebut Susunan Kabinet Prabowo Akan Dibahas Usai Gugatan di MK Selesai

Nasional
DPR RI Resmi Sahkan RUU Desa Menjadi UU, Jabatan Kades Kini Jadi 8 Tahun

DPR RI Resmi Sahkan RUU Desa Menjadi UU, Jabatan Kades Kini Jadi 8 Tahun

Nasional
Menko Polhukam Akan Bentuk Tim Tangani Kasus TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Menko Polhukam Akan Bentuk Tim Tangani Kasus TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
PAN Yakin Prabowo-Gibran Bakal Bangun Kabinet Zaken

PAN Yakin Prabowo-Gibran Bakal Bangun Kabinet Zaken

Nasional
Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Nasional
Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Nasional
Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Nasional
Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Nasional
DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

Nasional
Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Nasional
Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Nasional
Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com