JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie diketahui dirawat secara intensif di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Informasi awal itu disampaikan Sekretaris Pribadi BJ Habibie, Rubijanto, Minggu (8/9/2019).
"Dengan hormat, bersama ini kami konfirmasikan bahwa Bapak BJ Habibie sedang menjalani perawatan yang intensif oleh Tim Dokter Kepresidenan (TDK) di RSPAD Gatot Soebroto," kata Rubijanto saat itu.
Baca juga: BJ Habibie Dirawat Intensif di RSPAD Gatot Soebroto
Pada saat itu, TDK merekomendasikan agar pendiri Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) itu tidak dijenguk oleh siapa pun.
44 dokter kepresidenan disiapkan
Terkait kondisi itu, sebanyak 44 dokter kepresidenan pun disiapkan untuk menangani kesehatan BJ Habibie.
Dokter kepresidenan yang disiagakan ini terdiri dari dokter ahli atau spesialis yang dirasa diperlukan oleh Habibie.
"Jadi ada dokter kepresidenan yang kami koordinasikan berjumlah 44 orang. Sebanyak 34 tim panel ahli, ahli di bidang macam-macam, jantung, otak, dan sebagainya lengkap. Semua spesialis kedokteran lengkap di sana ada 34 orang," ujar Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara Jakarta Setya Utama di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (9/6/2019).
"Kemudian ada dokter pribadi presiden berjumlah 10 orang," kata dia.
Baca juga: 44 Dokter Kepresidenan Disiapkan Tangani BJ Habibie
Setya memastikan pemerintah menanggung seluruh biaya kesehatan Habibie sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan atau Administrasi Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden.
Isu meninggal dunia
Di tengah kondisi BJ Habibie yang sakit, di media sosial juga beredar kabar bahwa ia meninggal dunia pada Selasa (10/9/2019) pagi.
Pada awalnya, Sekretaris Pribadi Habibie, Rubijanto, memastikan kabar tersebut tidak benar alias hoaks.
Rubijanto mengatakan, sampai saat ini Habibie masih dirawat intensif di RSPAD Gatot Soebroto. Kondisi kesehatannya masih tertangani oleh para dokter kepresidenan.
"Aman terkendali," kata Rubijanto kepada Kompas.com, Selasa pagi.
Hal senada kembali ditegaskan oleh putra BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, dalam konferensi pers, Selasa malam. Thareq meminta semua pihak untuk tak termakan dengan hoaks terkait kondisi ayahnya.
Baca juga: Kabar Habibie Meninggal Dipastikan Hoaks
"Tadi pagi saya ditanya, banyak, ada berita palsu, bapak meninggal. Jadi jangan percaya berita hoaks, percayalah kepada kalian-kalian (jurnalis) ini yang asli memberi berita asli. Yang hoaks itu jangan dipercayalah," kata Thareq.
Ia menyesalkan isu semacam itu beredar. Sebab, kondisi ayahnya terkini justru semakin stabil.
"Ada orang bilang bapak meninggal saya belum apa-apa dapat (ucapan) 'Innalilahi', loh bagaimana, sih? Saya tanya yang meninggal siapa, (dijawab) 'loh, bapakmu'. Loh, kata siapa?" ujar Thareq.
Sakit karena faktor usia dan aktivitas tinggi
Thareq menyatakan ayahnya jatuh sakit karena faktor usia dan banyaknya aktivitas yang ia jalani sehari-hari sehingga hal itu menimbulkan masalah pada kesehatan jantungnya.
"Mohon dimengerti Bapak itu agak sepuh ya. Sudah di atas 80 (tahun), yakni 83 (tahun) menginjak 84 tahun. Beliau beraktivitas sangat tinggi sehingga Bapak suka lupa bahwa Beliau itu 80-an. Karena otaknya masih jalan tapi sesuai natural manusia badan kan enggak akan selalu ikut," kata dia.
Baca juga: Anak BJ Habibie: Bapak Lupa Usianya Jelang 84, Aktivitasnya Banyak, Kurang Istirahat
"Bapak saya dari dulu semenjak muda punya masalah dengan jantung. Otomatis karena kian menua ini jantungnya sangat melemah. Dengan aktivitas yang tinggi tidak dikasih waktu istirahat, badannya memberontak. Jadilah ada masalah," kata Thareq.
Thareq meminta doa semua pihak agar ayahnya bisa ssgera pulih dan kembali beraktivitas seperti biasa.
Dirawat di CICU, kunjungan dibatasi
Ia pun mengungkapkan, BJ Habibie dirawat secara intensif di ruangan Cerebro Intensive Care Unit (CICU), Paviliun Kartika. Keluarga, kata Thareq, sengaja membawa ayahnya ke rumah sakit agar bisa istirahat penuh.
"Sengaja dimasukin ke ICU karena tidak ada pilihan lain untuk membiarkan beliau istirahat untuk bisa menyembuhkan diri. Walaupun dikasih obat macam-macam tapi kalau enggak istirahat total tidak ada guna," katanya.
Keluarga juga sengaja membatasi pengunjung yang hendak menjenguk ayahnya. Sebab, jika tak dibatasi, Habibie tak kunjung beristirahat.
"Keadaan Bapak sudah stabil membaik. Cuma Bapak sangat lemes, sangat capek diajak ngomong. Bereaksi diajak ditanya manggut bisa, tetapi tidak ada bahwa Bapak itu dalam keadaan kritis. Sudah membaik, sudah stabil," ucap dia
Tak akan dibawa ke Jerman
Thareq juga menyatakan ayahnya tak akan dibawa ke Jerman terkait kondisi kesehatannya.
Baca juga: Keluarga Batasi Penjenguk agar Habibie Bisa Beristirahat
Ia mengatakan, keluarga besar Habibie percaya dengan kualitas tim medis yang menangani ayahnya.
"Tidak, tidak, tim dokter di sini bagus, kenapa harus dibawa ke Jerman?" kata Thareq.
"Lagi pula sebagai orangtua yang sakit, kalau terbang dalam jarak jauh dan beliau dalam keadaan begini ya lebih bahaya," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.