Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dalami Keterkaitan Tersangka Dalang Rusuh Jayapura dan Benny Wenda

Kompas.com - 10/09/2019, 07:20 WIB
Devina Halim,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, kedua tersangka penggerak massa kerusuhan di Jayapura, Papua, diduga memiliki keterkaitan dengan Benny Wenda

Benny Wenda merupakan aktivis separatis asal Papua yang disebut polisi menjadi dalang kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Benny kini menetap di Inggris. 

Sementara, kedua tersangka penggerak massa tersebut berinisial FBK (atau FK) dan AG.

"Keterkaitannya ada, jaring komunikasi itu ada (dengan Benny Wenda)," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (9/9/2019).

Polisi, kata Dedi, masih mendalami keterkaitan dua tersangka tersebut dengan Benny Wenda.

Baca juga: Polisi Tangkap Satu Lagi Penggerak Massa Kerusuhan di Jayapura

FBK sebelumnya ditangkap di wilayah Papua saat akan berangkat menuju Wamena, pada Rabu (4/9/2019). Sementara, AG ditangkap di rumah susun (rusun) Waena di Jayapura, pada hari yang sama.

Menurut polisi, keduanya dituduh menggerakkan massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) terkait kerusuhan di Jayapura.

Dedi mengatakan, polisi juga menduga kedua tersangka digerakkan oleh auktor intelektualis di Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

"(AG dan FBK) bagian daripada tim penggerak AMP di Jayapura, yang digerakkan nanti dari aktor intelektual yang di KNPB," katanya.

Polisi pun masih memeriksa dua tokoh KNPB yang berinisial V dan AK. Dedi menuturkan, keduanya masih berstatus sebagai saksi.

Lebih lanjut, kata Dedi, polisi juga masih mengejar sejumlah tokoh KNPB lainnya yang diduga terkait dengan Benny Wenda dan memiliki peran merancang kerusuhan.

"Penyidik masih melakukan pengejaran terhadap beberapa tokoh KNPB, yang diduga juga terkoneksi dengan BW," tutur dia.

"Kemudian langsung memerintahkan dengan memanfaatkan AMP-AMP untuk melakukan mobilisasi kemudian menyiapkan desain untuk kerusuhan dan melakukan provokasi langsung di lapangan," sambung Dedi.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Muhammad Iqbal mengungkapkan FBK merupakan mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip Universitas Cenderawasih (Uncen).

Menurut Iqbal, FBK dalam perannya diduga ikut memprovokasi terjadinya kerusuhan Papua. FBK masuk dalam jaringan luar negeri maupun dalam negeri.

Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian juga telah menyebutkan bahwa ada sejumlah organisasi yang melatarbelakangi kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Baca juga: Polisi Tangkap Auktor Penggerak Massa Kerusuhan Papua dan Papua Barat

Dua di antaranya adalah United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).

Adapun, ULMWP atau Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat merupakan organisasi politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat. Organisasi tersebut dipimpin oleh Benny Wenda.

Sementara, KNPB adalah organisasi politik rakyat dan sebuah kelompok masyarakat Papua yang berkampanye untuk kemerdekaan Papua Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com