Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPAI: Tak Ada Niat Hentikan Audisi Bulu Tangkis PB Djarum

Kompas.com - 09/09/2019, 08:04 WIB
Christoforus Ristianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto, menegaskan, pihaknya tidak berniat meminta penghentian audisi bulu tangkis untuk anak-anak yang diinisiasi PB Djarum.

"Perlu kami sampaikan bahwa KPAI tidak tebersit niat untuk menghentikan audisi," ucap Susanto dalam keterangan tertulis, Senin (9/9/2019).

Ia menambahkan, KPAI justru mendukung audisi dan pengembangan bakat serta minat anak di bidang bulu tangkis. KPAI, kata Susanto, berharap audisi semacam ini terus berlanjut. 

Baca juga: PB Djarum Hentikan Audisi 2020, Apa yang Dimaksud Eksploitasi Anak?

Namun, ucapnya, penyelenggaraan audisi tidak boleh menggunakan nama merek, logo, dan gambar produk tembakau yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012.

"Kami mendukung agar prestasi anak terus bertumbuh dan membanggakan Indonesia ke depan. Jadi, peraturan KPAI hanya menjalankan tugas agar peraturan tersebut ditaati oleh semua pihak," katanya.

Diketahui, PB Djarum memutuskan audisi umum tahun ini menjadi yang terakhir kali diselenggarakan.

Baca juga: Mohammad Ahsan Yakin PB Djarum Hanya Ingin Bantu Pembibitan Atlet

Tak akan ada audisi umum beasiswa bulu tangkis PB Djarum pada 2020.

Keputusan ini diambil PB Djarum karena tudingan KPAI bahwa PB Djarum memanfaatkan anak-anak untuk mempromosikan merek Djarum yang identik dengan produk rokok.

Keputusan PB Djarum menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis pada 2020 disampaikan melalui jumpa pers yang disampaikan Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosiman, Sabtu (7/9/2019), di Hotel Aston Imperium, Purwokerto, Jawa Tengah.

Anggota tim pencari bakat PB Djarum, Lius Pongoh, memberikan keterangan tata tertib
Sebanyak 904 Atlet Muda Tanding di Purwokerto, 206 Lolos Tahap Screening kepada ratusan peserta Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis di GOR Satria, Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (8/9/2019) pagiDOK. PB DJARUM Anggota tim pencari bakat PB Djarum, Lius Pongoh, memberikan keterangan tata tertib Sebanyak 904 Atlet Muda Tanding di Purwokerto, 206 Lolos Tahap Screening kepada ratusan peserta Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis di GOR Satria, Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (8/9/2019) pagi
Dikutip dari situs resmi PB Djarum, pbdjarum.org, Bakti Olahraga Djarum Foundation telah melakukan penjaringan calon pebulu tangkis masa depan melalui audisi umum sejak 2006.

Dalam keterangannya, Yoppy mengatakan, keputusan ini diambil untuk mengurangi polemik terkait penggunaan brand Djarum dalam audisi yang digelar di beberapa kota ini.

Keputusan ini merespons KPAI yang menyebut ada eksploitasi terhadap anak dari gelaran ini.

Baca juga: Audisi Umum Beasiswa PB Djarum, Dimulai pada 2006, Berakhir pada 2019...

Menurut KPAI, anak digunakan sebagai promosi brand melalui audisi umum PB Djarum.

"Memang ini disayangkan banyak pihak, tetapi demi kebaikan bersama kita hentikan dulu, biar reda dulu, dan masing-masing pihak agar bisa berpikir dengan baik," kata Yoppy.

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora) Imam Nahrawi berharap Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis tetap bergulir pada tahun depan.

Baca juga: Menpora Berharap Audisi PB Djarum Tetap Digelar Tahun Depan

Menpora menyayangkan hal tersebut. Imam merasa bahwa audisi Djarum tetap harus dilakukan untuk keberlanjutan pembinaan bulu tangkis di Indonesia.

"Audisi badminton Djarum mestinya jalan terus karena tak ada unsur eksploitasi anak. Bahkan, audisi Djarum sudah melahirkan juara-juara dunia," tulis Imam di Instagram, Minggu (8/9/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com