JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon berpendapat, rencana pemindahan ibu kota sulit direalisasikan jika targetnya lima tahun dari sekarang.
Sebab, memindahkan ibu kota bukan hal yang mudah sehingga membutuhkan proses yang tidak sebentar.
"Targetnya presiden yang saya dengar kan ibu kotanya pindah 2023-2024, ya menurut saya agak sulit," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
"Tetapi kalau dia berproses ya jangka waktu 10 tahun, 15 tahun, itu masih masuk akal," ucap dia.
Namun demikian, menurut Fadli, sebelum memindahkan ibu kota, kondisi ekonomi negara harus dipastikan baik.
Baca juga: PR Jokowi, Ketidaksetujuan Publik akan Pemindahan Ibu Kota...
Selain itu, harus dipastikan masalah kemiskinan dan pengangguran sudah diatasi.
Fadli mengatakan, memindahkan ibu kota lima tahun lagi, selain tak masuk akal, juga tidak ada urgensinya.
"Untuk apa begitu kita melakukan pemindahan ibu kota? Urgensinya di mana?" kata dia.
Jika alasan pemerintah adalah pemerataan pembangunan, Fadli menyebut, lebih baik dilakukan dekonsentrasi pembangunan ke wilayah-wilayah strategis, bukan memindahkan ibu kota.
"Jadi konsentrasi pembangunan itu bukan memindahkan ibu kota ke tengah-tengah Indonesia. Itu cara-cara kuno," kata dia.
Baca juga: Kalimantan Timur Dipilih Jadi Ibu Kota Negara Bukan karena Lobi
Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan ibu kota baru berada di Kalimantan dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019).
"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.
Jokowi menyatakan bahwa keputusan ini dilakukan setelah pemerintah melakukan kajian intensif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.