Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Smart Metropolis, 9 Imajinasi Jokowi soal Ibu Kota Baru

Kompas.com - 04/09/2019, 06:03 WIB
Wisnu Nugroho,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo punya imajinasi soal Ibu Kota RI yang akan dipindah di Kalimantan Timur, tepatnya di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.

Imajinasi untuk ibu kota dengan ciri "smart metropolis" itu hendak diwujudkan pada periode kedua pemerintahannya yang akan berakhir 20 Oktober 2024. 

"Awal 2024 atau akhir 2023, ibu kota sudah bisa pindah," ujar Jokowi saat menjelaskan keyakinannya dalam bincang ringan yang diakhiri makan siang di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/9/2019).

Baca juga: Bima Arya Dukung Rencana Pemindahan Ibu Kota Jawa Barat

Sebelum menjelaskan imajinasinya soal ibu kota baru, Jokowi memaparkan alasan pemindahan ibu kota dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur yang masih mendapat penolakan dari beberapa pihak .

"Beban Jakarta karena kepadatannya sudah terlalu berat. Kerugian negara setiap tahun karena macet Jakarta mencapai Rp 67 triliun. Gubernur DKI Jakarta memperkirakan kerugiannya bahkan naik mencapai Rp 100 triliun," ujar dia. 

Menurut Jokowi, beban kepadatan jika tidak diberi magnet akan tetap menumpuk di Jakarta. "Pindah ibu kota adalah upaya menggesar magnet ke tempat lain," kata dia.

Ia menyebut, ibu kota baru akan menjadi sebuah kota masa depan untuk mewujudkan visi Indonesia, 100 tahun atau 200 tahun ke depan dengan tata kelola yang sama sekali baru.

Berikut gambaran dari konsep ibu kota baru yang imajinasikan Jokowi sebagai "smart metropolis" dan akan diwujudkan oleh badan otorita yang akan segera dibentuk:

1. Memuliakan Pejalan Kaki

Ibu kota baru didesain pertama-tama agar mobilitas penghuninya untuk menunjang aktivitasnya dilakukan hanya dengan berjalan kaki.

Pilihan kedua menggunakan sepeda. Pilihan ketiga menggunakan transportasi publik yang ramah lingkungan.

Baca juga: Gubernur Isran: Kaltim Terpilih Sebagai Ibu Kota Negara Bukan Hasil Lobi

 

Pilihan keempat, jika harus menggunakan mobil pribadi, mobil yang dipakai mobil ramah lingkungan seperti mobil listrik.

2. Pendidikan dan Kesehatan Berkualitas

Di ibu kota baru itu, akan ada pusat pendidikan dalam hal ini universitas dengan rektor kelas dunia dan rumah sakit yang berkualitas. 

Teknologi kedokteran super modern akan dikembangkan di rumah sakit yang skalanya besar dan berkualitas tersebut di kota baru ini.

3. Silicon Valley Indonesia

Kota baru ini akan dibangun secara terintegrasi dengan bidang industri 4.0.

Jokowi menyebut, kota baru ini akan jadi tempat bagi Silicon Valley Indonesia. Industri kreatif yang terkait dengan anak-anak muda dikembangkan di sana.

4. Tinggi Bangunan Dibatasi

Di ibu kota baru itu, tinggi bangunan akan dibatasi. "Tidak akan ada bangunan yang tinggi-tinggi," ujar Jokowi.

5. Pertama Bangun Tempat Ibadah

Untuk memanfaatkan lahan negara seluas 180.000 hektare, pada tahap pertama, 4.000 hektare dari 10.000 hektare yang disiapkan, tempat ibadah akan dibangun pertama-tama.

Setelah itu, dibangun Istana Kepresidenan dan taman atau kebun raya. "Kementerian-kementerian dibangun berikutnya," ujar Jokowi.

Desain pusat ibu kota baru sebagaimana dirancang Kementerian PUPR. dok BBC Indonesia Desain pusat ibu kota baru sebagaimana dirancang Kementerian PUPR.
6. Sayembara Nama Ibu Kota

Untuk memberi nama ibu kota baru itu, Jokowi mengimajinasikan akan ada sayembara atau lomba yang bisa diikuti publik.

Baca juga: Nama Ibu Kota Baru akan Disayembarakan

Sayembara atau lomba memungkinkan proses terbuka, ada kompetisi yang baik serta bisa dilihat oleh publik.

7. Tiga Tahun Selesai

Berdasarkan studi dan dialognya dengan beberapa pihak, seperti PM Malaysia Mahathir Mohamad yang punya pengalaman memindahkan ibu kota, Jokowi membayangkan pembangunan ibu kota baru untuk bisa dipakai akan memakan waktu tiga tahun.

Dengan waktu pembangunan tiga tahun itu, ibu kota bisa pindah akhir 2023 atau awal 2024.

8. Dibiayai Rakyat

Untuk keperluan pembiayaan pembangunan ibu kota baru yang dirancang sekitar Rp 466 triliun, Jokowi mengimajinasikan bisa ditutup dengan menjual lahan negara di kawasan yang tengah disiapkan.

Dari 180.000 hektare, secara jangka panjang akan dikembangkan 40.000 hektare. Tahap pertama akan dikembangkan 4.000 hektare dari 10.000 hektare.

Baca juga: Gerindra: Biaya Bangun Ibu Kota Harus dari 100 Persen dari APBN

Sisa tanah dari rencana jangka panjang setelah dipergunakan 10.000 hektare yaitu 30.000 hektare akan dijual ke rakyat.

"Jika per meter dijual Rp 2 juta, akan didapat Rp 600 triliun. Kita ingin, yang membiayai pembangunan ibu kota baru ini adalah rakyat," ujar Jokowi berimajinasi.

9. Dua Tahun Harus Bangun

Untuk tanah yang akan dijual dan dibeli rakyat dengan batasan luas tertentu itu, akan dibuat aturan bahwa selama dua di tahun tanah itu harus didirikan bangunan. 

Jika tidak direalisasikan pembangunannya, sertifikat lahan akan disita. 

Sembilan pokok imajinasi Jokowi yang disampaikan dalam suasana ringan, rileks, dan penuh optimisme meskipun muncul sejumlah keraguan dari pendengarnya.

Untuk imajinasi ini, Jokowi optimistis dan yakin akan mudah diwujudkan karena pembangunan dimulai dari nol dan tidak ada kepentingan pribadi.

"Ini akan rumit diwujudkan jika ada kepentingan-kepentingan (vested interest)," ujar Jokowi.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com