Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalami Penyebab Kecelakaan Tol Cipularang, Polri Gunakan Metode Traffic Accident Analysis

Kompas.com - 02/09/2019, 18:11 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aparat kepolisian belum dapat menyimpulkan penyebab kecelakaan beruntun yang terjadi di kilometer 91, Tol Purbaleunyi, Jawa Barat, Senin (2/9/2019).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menuturkan, polisi akan menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA) untuk menganalisa penyebab kecelakaan secara ilmiah.

"Penyebabnya nanti dilihat dari hasil analisa TAA-nya dulu. Kita enggak boleh buru-buru karena dari TAA, kita gunakan analisis dan secara ilmiah baru diketahui, apakah penyebab tunggal atau ada penyebab lainnya," ungkap Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/9/2019).

Baca juga: Berikut Jumlah dan Jenis Kendaraan yang Terlibat Kecelakaan di Cipularang

Untuk saat ini, Dedi mengatakan bahwa polisi masih fokus melakukan proses evakuasi korban agar tidak bertambah.

Kemudian, aparat juga sedang membersihkan ruas jalan agar lalu lintas kembali normal.

Selain itu, kata Dedi, aparat kepolisian juga mengidentifikasi korban meninggal dunia agar dapat segera dikembalikan kepada keluarga.

Baca juga: Kemenhub: Aspek Geometrik Sebabkan Tol Cipularang Rawan Kecelakaan

"Didalami dulu, yang penting evakuasi korban dulu, pendataan korban. Kemudian mengevakuasi kendaraan supaya tak menghalangi arus lalu lintas. Semua arus lalu lintas kita normalkan dulu," ujarnya.

"Korban semaksimal mungkin jangan sampai ada korban meninggal dunia lagi. Korban yang meninggal dunia dievakuasi untuk diidentifikasi dan diserahkan ke keluarga," sambung dia.

Sebelumnya, Kasatlantas Polres Purwakarta AKP Ricki Adipratama mengatakan, ada 21 kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan di Tol Purbaleunyi hari ini.

Baca juga: Ada Kecelakaan Beruntun, Tol Cipularang Diberlakukan Satu Arah

Kemudian, berdasarkan perkembangan terbaru hingga Senin sore, kecelakaan tersebut menewaskan delapan orang, sebanyak tiga orang lainnya menderita luka berat, dan 25 orang menderita luka ringan.

Hingga kini, petugas masih melakukan proses pendataan dan evakuasi para korban.

Petugas juga masih berupaya memindahkan kendaraan-kendaraan yang terlibat kecelakaan agar lalu lintas kembali lancar.

Kompas TV Dump truk berisi pasir yang terguling diduga sebabkan kecelakaan beruntun di Tol Cipularang, Senin (2/9/19). Kemudian kendaraan lain paling belakang menabrak mobil di depannya hingga tabrakan beruntun pun terjadi.Hal itu disampaikan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi. Meski demikian, Kapolda menyatakan, hal ini masih dugaan awal. Tabrakan beruntun melibatkan 21 kendaraan. Sebanyak 9 orang tewas dan 8 orang terluka dalam kejadian ini. Sejumlah korban dibawa ke RSUD Purwakarta, RS Thamrin dan RS Siloam. Budy menyebutkan, sebanyak 4 kendaraan terbakar dalam kejadian itu. Namun kini api yang membakar mobil sudah dipadamkan. Sebelumnya, kecelakaan beruntun terjadi di Tol Purbaleunyi Km 91, Purwakarta, Jawa Barat. #Cipularang #MobilTerbakar #KecelakaanCipularang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Perkecil Kekurangan Spesialis, Jokowi Bakal Sekolahkan Dokter RSUD Kondosapata Mamasa

Nasional
Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Penetapan Prabowo-Gibran Besok, KPU Undang Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud

Nasional
Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Amanat Majelis Syura Gulirkan Hak Angket di DPR, Presiden PKS Sebut Lihat Realitanya

Nasional
Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Zulhas Sebut Tak Ada Tim Transisi, Prabowo Mulai Kerja sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Menyoal Tindak Lanjut Pelanggaran Pemilu yang Formalistik ala Bawaslu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com