Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surya Paloh Minta Pemerintah Pakai Pendekatan Kultural dan Persuasif Tangani Papua

Kompas.com - 31/08/2019, 11:14 WIB
Ihsanuddin,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh meminta pemerintah tidak menggunakan pendekatan represif dalam menangani gejolak di wilayah Papua.

Surya menilai, pendekatan represif tak akan menyelesaikan akar masalah di Bumi Cenderawasih.

"Partai Nasdem meminta kepada pemerintah, pengemban otoritas tertinggi Republik Indonesia, untuk mengedepankan pendekatan kultural dalam menangani masalah di Papua saat ini. Mengedepankan selalu pendekatan persuasif dan semangat persaudaraan sebagai satu bangsa," kata Surya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/8/2019).

Baca juga: Busyro Muqoddas: Seharusnya Kasus di Papua Menjadi Skala Prioritas Nasional

Surya meyakini bahwa masalah yang terjadi di Papua saat ini bisa diselesaikan dengan kepala dingin dan semangat kekeluargaan.

Ia mengakui bahwa tindakan segelintir oknum telah melukai dan mencederai hati dan perasaan masyarakat Papua.

Terkait hal tersebut, menurut Surya, aparat keamanan telah menindak tegas para oknum yang berbuat semena-mena terhadap warga Papua.

"Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan NKRI selalu berkomitmen untuk senantiasa menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab, sekaligus keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tidak terkecuali warga Papua," kata dia.

Surya pun mengajak seluruh masyarakat dan kekuatan politik untuk senantiasa memberikan dukungan kepada pemerintah dalam upaya menyelesaikan masalah di Papua.

"Saya memerintahkan kepada seluruh kader Partai Nasdem, khususnya yang ada di Papua, untuk menggalakkan dialog dan semangat kebangsaan di tengah warga Papua," kata dia.

Baca juga: BERITA FOTO: Situasi Kota Jayapura Pasca Kerusuhan

Gejolak dan kerusuhan di wilayah Papua yang belakangan terjadi adalah buntut tindakan rasial yang dilakukan sekelompok orang terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur.

Pasca kerusuhan pertama pecah di sejumlah daerah di Papua, pemerintah menambah jumlah pasukan yang diterjunkan ke Papua.

Selain itu, pemerintah juga memblokir akses internet dengan alasan mencegah hoaks meluas.

Aksi protes dan kerusuhan kembali terjadi pada Kamis (29/8/2019).

Setelah sebelumnya membakar kantor Majelis Rakyat Papua, massa membakar kantor Telkom, kantor pos, dan sebuah SPBU yang berjejer di samping kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura.

Sehari sebelumnya, demo berujung kontak senjata di Deiyai juga menewaskan satu prajurit TNI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Sebut Sudah Bertemu Beberapa Tokoh, Gibran: Gong-nya Hari Ini Ketemu Wapres Ma’ruf Amin

Nasional
Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Anggota Dewas Akui Dilaporkan Wakil Ketua KPK karena Koordinasi dengan PPTK

Nasional
Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Prabowo: Pers Bagian Penting Demokrasi meski Kadang Meresahkan

Nasional
Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Prabowo: Pertandingan Selesai, di Dalam atau Luar Pemerintahan Harus Rukun

Nasional
Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Gibran Dijadwalkan Bertemu Wapres Ma'ruf Amin Sore Ini

Nasional
Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com