Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkumham Sayangkan Bendera Bintang Kejora Berkibar di Seberang Istana

Kompas.com - 30/08/2019, 16:53 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyesalkan terjadinya pengibaran bendera bintang kejora oleh demonstran di seberang Istana Presiden Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Soal pengibaran (bintang kejora) itu, kami sangat sesalkan karena Papua dan Papua Barat adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kita sebangsa dan setanah air," kata Yasonna di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (30/8/2019).

Yasonna mengimbau demonstran menyudahi aksinya dan sama-sama menahan diri.

Sebab, pemerintah telah memberikan perhatian penuh kepada masyarakat Papua untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di sana. Terutama pengusutan perkara rasisme yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: Ketua MPR: Baru Kali Ini Pengibaran Bendera Bintang Kejora Tak Ditindak Serius

Yasonna menambahkan, pemerintah selalu mengedepankan dialog untuk menghentikan kerusuhan yang masih berlangsung di Papua dan Papua Barat. Ia meminta masyarakat di sana bisa berdialog dengan pemerintah untuk menyelesaikan masalah itu.

Ia pun meyakini ada pihak yang menunggangi kerusuhan di Papua dan Papua Barat sehingga tak kunjung mereda.

Yasonna meyakini kerusuhan bakal segera mereda usai para tokoh masyarakat setempat berdialog dengan perwakilan pemerintah.

"Kami serahkan kepada Pak Menko (Bidang Polhukam) serta jajaran yang ditugaskan untuk itu. Tentunya upaya-upaya dialog ini akan terus kami lakukan," ujar Yasonna.

"Karena tentu ada pihak-pihak yang mencoba memancing di air keruh dari peristiwa ini. Saya percaya intelijen kita akan dapat mengumpulkan informasi apakah ada orang-orang atau kelompok-kelompok, apakah dari luar atau dalam yang bermain dalam soal ini," lanjut dia.

Diberitakan, bendera bintang kejora dikibarkan mahasiswa Papua yang menggelar aksi demonstrasi di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2019).

Pantauan Kompas.com di lokasi, sebagian besar massa nampak membuka bajunya serta menari-nari sambil mengibarkan bendera bintang kejora.

Selain itu, tampak massa yang sebagian besar lelaki itu melukis wajah mereka dengan gambar bendera bintang kejora. Mereka terlihat bersemangat mendengar orasi sambil beryanyi-nyanyi.

Baca juga: Kapolri Instruksikan Kapolda Metro Jaya Tindak Pengibar Bendera Bintang Kejora

Koordinator aksi, Ambrosius mengatakan, dalam aksinya, massa mengutuk keras kericuhan yang terjadi pada mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu. Mereka juga menuntut agar rasialisme terhadap rakyar Papua dihentikan.

"Kami tegaskan, menghapuskan rasisme dan represi terhadap orang Papua hingga mereka bisa mengerti makna kebahagiaan hidup apabila rakyat Papua mendapatkan haknya untuk menentukan nasib sendiri," ujar Ambrosius di lokasi.

Selain itu, massa menuntut pemerintah membuka kembali akses internet di Papua. Mereka juga menuntut agar pegawai Pemprov Papua dan Papua Barat melepas baju dinasnya.

"Pemblokiran itu artinya negara tidak mampu menyelesaikan persoalan papua, bukan hanya kali ini tapi dari 1961 sampai 2019. Jadi sengaja selalu mengnonaktifkan internet, itu negara melanggar hak asasi manusia untuk menyampaikan pendapat dan mendapatkan informasi yang selayaknya, negara sengaja menutupi permasalahan papua," ujar Ambrosius. 

 

Kompas TV Menko Polhukam, Panglima TNI dan Kapolri tiba di Sorong, Papua Barat. Mereka berdialog bersama tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan kepala suku. Di hadapan tokoh-tokoh Papua, Wiranto mengatakan tidak ada istilah anak tiri untuk Papua dan Papua Barat. Justru Papua dan Papua Barat menjadi anak emas dengan berbagai pembangunan yang ada. Di hadapan Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kapolda Papua Barat Brigjen Herry Rudolf Nahak memastikan situasi di Papua Barat sudah kondusif. Menurut Kapolda salah satu titik ricuh berada di kabupaten Fakfak, Papua Barat yang dipicu oleh pengibaran bendera bintang kejora. Aksi ini menyulut emosi barisan pro NKRI sehingga berujung bentrok kedua kelompok. #MenkoPolhukam #Rasisme #OknumAparat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com