Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perebutan Kursi Ketua Umum Sengit, Gara-gara Peluang Nyapres di Pemilu 2024?

Kompas.com - 30/08/2019, 09:09 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo menyebutkan Partai Golkar memiliki peluang strategis pada Pemilu 2024 setelah memilih mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Itulah mengapa perebutan kursi ketua umum antara Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo terasa sangat sengit.

"Posisi ketua umum akan menjadi bagian kerja atau jejaring menteri-menteri yang ada di kabinet Jokowi, juga pertimbangan pemilu dan elektabilitas Golkar," ujar Ari di kantornya, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2019).

Baca juga: 3 Bulan Jelang Munas Golkar, Airlangga Resmikan Tim dan Rumah Pemenangan

Ari mengatakan, saat ini elektabilitas Partai Golkar cenderung mengalami penurunan walaupun selalu tampil di peringkat dua atau tiga besar.

Golkar, kata dia, memiliki peluang untuk membesarkan partai tersebut pada Pemilu 2024 mendatang untuk menjadi pemenangnya.

"Tapi karena pecahan di Partai Golkar, efektivitas konsolidasi jadi terhambat sehingga kehilangan momentum untuk jadi partai yang punya elektabilitas besar," kata dia.

Baca juga: Airlangga Harap Kursi Golkar di Kabinet Meningkat

Dia menjelaskan, pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang akan menjadi peluang Golkar menyiapkan kadernya.

Bukan sebagai pendukung, tetapi justru pengusung, baik itu calon presiden maupun calon wakil presiden.

Pasalnya di tahun tersebut, Jokowi, yang saat ini didukung Golkar sudah tidak bisa lagi maju mencalonkan diri sebagai Presiden lagi.

"Sehingga yang jadi ketua umum nanti adalah kader terbaik Golkar. Bukan hanya peluang besar untuk dicalonkan partainya menjadi capres atau cawapares, tapi momentum politik ini (Pemilu 2024) menjadikan kontestasi di Golkar sangat sengit," terang dia.

Baca juga: Yorrys: Partai Golkar Bukan Airlangga Punya...

Hanya saja, kata dia, sejauh ini publik belum mendengar visi dan misi dari Airlangga maupun Bambang untuk bisa membuat Golkar menang tahun 2024 mendatang.

Diketahui, Partai Golkar saat ini sedang mengalami konflik internal untuk perebutan kursi ketua umum.

Kubu petahana Airlangga Hartarto dan penantangnya Bambang Soesatyo terus mengalami persinggungan politik.

Salah satunya mengenai jadwal musyawarah nasional (munas) Partai Golkar.

Kubu Bambang ingin agar munas digelar sebelum pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada Oktober nanti, sedangkan Airlangga bersikukuh agar munas digelar Desember mendatang.

Kompas TV Kisruh Partai Golkar semakin panjang. Upaya perebutan Kantor DPP Golkar oleh kubu pendukung Bambang Susatyo dan Airlangga Hartarto nyaris ricuh. Hingga kini, Kantor DPP Partai Golkar pun masih dijaga ketat aparat kepolisian.<br /> <br /> Upaya perebutan kantor DPP Partai Golkar terus terjadi. Kericuhan nyaris terjadi setelah upaya penggembokan paksa di pintu gerbang dan upaya mediasi dua pimpinan AMPG didepan Kantor DPP Partai Golkar.<br /> <br /> Adu mulut sempat terjadi karena AMPG pendukung Bambang Soesatyo tak terima dengan pernyataan kubu AMPG pendukung Airlangga yang secara sepihak menyatakan pemecatan terhadap wakil Ketua Umum AMPG, Novel Saleh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com