JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi melakukan patroli siber untuk mendalami aksi unjuk rasa yang berujung ricuh di daerah Jayapura, Papua, pada Kamis (29/8/2019).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, patroli itu dilakukan untuk meminimalisir konten yang memprovokasi massa.
"Direktorat Siber Bareskrim dengan Kemenkominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara terus juga akan melakukan kegiatan patroli siber, untuk juga memitigasi konten yang memprovokasi massa," ungkap Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis.
Baca juga: Jumat Pagi, Layanan Seluler di Jayapura Masih Gangguan
Polisi pun akan terus mengejar ribuan akun yang sebelumnya telah terdeteksi.
Sebelumnya, selama 14-27 Agustus 2019, tim patroli siber gabungan sudah mendeteksi sebanyak 32.000 konten provokatif terkait Papua di media sosial.
Jumlah konten tersebut dibagikan oleh 1.750 akun.
Kominfo juga sudah mengajukan penurunan dan pemblokiran terhadap ribuan akun tersebut.
Selain itu, Dedi mengungkapkan, literasi digital sudah diberikan kepada pemilik akun.
Baca juga: Duduk Pekara Putusnya Telekomunikasi di Jayapura, Menkominfo: Kabel Optik Dipotong
Kendati demikian, pihaknya akan memproses para pemilik akun yang terbukti melanggar hukum.
"Literasi digital sudah kita sampaikan ke pemilik akun dan di Indonesia bila betul-betul terbukti bisa diterapkan, Undang-undang ITE maupun UU 1 Tahun 1946," ucapnya.
"Kita akan melakukan penegakan hukum kepada siapa saja yang melakukan perbuatan melawan hukum," imbuh dia.
Baca juga: Dugaan Penyebab Massa Bakar Kantor MRP di Jayapura Versi Polisi
Di sisi lain, polisi turut mendalami penyebab mati listrik hingga terputusnya komunikasi di wilayah tersebut.
Menurut Dedi, hingga kemarin malam, situasi sudah mulai kondusif dan masyarakat sudah kembali ke kediaman masing-masing.
Aparat keamanan, beserta pemerintah daerah dan tokoh masyarakat terus berkomunikasi dengan masyarakat.
Baca juga: Duduk Perkara Demo Jayapura, Libatkan Ribuan Pengunjuk Rasa hingga Warga Mengungsi ke Markas TNI
Polisi juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi konten-konten yang tidak dapat dipastikan kebenarannya.
Diberitakan sebelumnya, situasi Kota Jayapura, Papua, pada Kamis pukul 18.30 WIT berangsur kondusif, pascakerusuhan demo Jayapura, Kamis (29/8/2019).
Sekitar pukul 18.00 WIT, massa mulai membubarkan diri setelah dipukul mundur oleh aparat gabungan TNI dan Polri dengan menggunakan gas air mata.