JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Seleksi calon pimpinan KPK sempat mempertanyakan rumah mewah yang dimiliki salah satu capim berlatar belakang kepolisian, Brigjen (Pol) Sri Handayani.
Pertanyaan tersebut dilontarkan saat Sri menjalani wawancara serta uji publik di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
Sri beralasan, ia mampu membeli rumah mewah tersebut karena sering mendapatkan bonus dari menang pertandingan olah raga semenjak menempuh pendidikan sekolah menengah pertama (SMP).
Baca juga: Capim KPK Polwan Ini Jelaskan Bagaimana Bisa Beli Rumah Mewah di Solo
Sebelum menjadi polisi wanita, Sri diketahui merupakan atlet nasional lari gawang dan sering memenangi kejuaraan. Bahkan, saat sudah berstatus polisi pun Sri masih sering mengikuti kejuaraan.
"Rumah yang saya dapat itu adalah kredit. Namun, perlu diketahui bapak bahwa sebelum masuk polisi itu saya atlet nasional dan pemegang rekor 400 gawang," kata Sri.
Sebagaimana dikutip dari Tribunnews.com, Wakil Kapolda Kalimantan Barat itu merupakan alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Jenderal bintang satu ini mengaku pernah memegang prestasi nasional untuk lari 400 meter gawang putri.
Baca juga: Jika Lolos Jadi Pimpinan KPK, Brigjen Sri Handayani Ingin Lakukan Ini
Sri mengatakan, pada dasarnya, orahraga yang ia geluti adalah bulu tangkis. Namun, saat itu, biaya untuk berlatihnya mahal dan persaingannya ketat.
"Lalu saat SMP ada seleksi atletik tingkat SMP mencoba dan juara. Setelah juara terus menerus difasilitasi oleh Wali Kota mulai dari pakaian hingga insentif tiap bulan, maka tertarik ke atletik dan bulu tangkis ditinggalkan," kata Sri.
Tak sampai disitu, begitu masuk Polri, Sri turut sering mewakili institusinya mengikuti berbagai turnamen olahraga atletik, baik ditingkat nasional maupun regional.
Medali di rumahnya sudah tak terhitung lagi. Perempuan kelahiran Solo, 14 April 1962 itu sejak sekolah sudah memborong banyak pedali. Sri mengaku, jumlahnya mencapai ratusan.
"Aduh kalau dihitung banyak sekali, ratusan, medali ada dirumah di Solo," ujar Sri.
Baca juga: Capim KPK Ini Geram Ditanya Pansel terkait Sifat Temperamentalnya
Sejak tahun 1977 hingga 1985, Sri Handayani juga selalu tercatat sebagai salah satu atlet yang menjadi wakil Jawa Tengah di tingkat nasional.
Momen yang paling berkesan adalah ketika mendapatkan mendapat medali juara kedua dalam perhelatan PON.
Saat itu, ia mengaku banjir hadiah dari Gubernur, Wali Kota, uang pembinaan, sampai dengan kemudahan untuk sekolah.
Bahkan, hingga saat ini kemampuannya di bidang olah raga atletik masih terjaga.
Pada 2008 lalu, ia meraih peringkat ke-2 pada kejuaraan atletik veteran tingkat nasional di Semarang.
Baca juga: Presiden Jokowi Didesak Evaluasi Pansel Capim KPK
Langkahnya menjadi atlet mengalir dari sang ayah yang merupakan pemain sepak bola dengan posisi gelandang.
"Saya dapat menjadi atlet nasional mungkin dari keturunan bapak saya," kata dia.
Lagi-lagi, selulus sekolah tinggi, Sri mengikuti jejak ayahnya. Kali ini untuk menjadi polisi. Di usia 22 tahun, Sri mengikuti seleksi masuk Polri.
Karirnya di Polri pun cukup moncer. Sri merupakan perempuan pertama yang menduduki posisi Kepala Sekolah Pembentukan Perwira (Kasetukpa) Lemdikpol Polri.
Ia juga merupakan perempuan pertama yang menjabat Wakil Kapolda Kalimantan Barat.
Setelah mengikuti seleksi capim KPK, Sri dimutasi ke posisi Kepala Biro Perawatan Personel Staf Sumber Daya Manusia (Karowatpers SSDM) Polri per 2 Agustus 2019.