JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemindahan ibu kota merupakan salah satu upaya desentralisasi ekonomi di Indonesia.
Selama ini, Pulau Jawa selalu mendapatkan kue terbesar dalam kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia atau Produk Domestik Bruto (PDB). Sementara pulau lainnya jauh tertinggal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, kontribusi ekonomi terhadap PDB di pulau Jawa sebesar 58,49 persen.
Baca juga: Megawati Sarankan Presiden Bentuk Tim Khusus Pemindahan Ibu Kota
Sebanyak 20,85 persen di antaranya disumbang oleh Jabodetabek.
"Kita harapannya kalau sekarang Jawa 58 persen ekonominya, target 2045 kita mau Jawa turun ke 55 persen," ujar Bambang di Menara Kompas, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Sementara itu, porsi luar Pulau Jawa yang sebelumnya 42 persen menjadi 45 persen. dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga lebih merata di pulau-pulau lainnya.
"Yang terjadi (di Jawa) sekarang boro-boro (porsinya) turun. Yang ada malah melebar, tumbuhnya cepat. Kesenjangan akan semakin lebar," kata Bambang.
Baca juga: Usung Konsep Forest City, 50 Persen Ibu Kota Baru Akan jadi RTH
Sebagai perbandingan, di Sumatera, kontribusi ekonominya sebesar 21,66 persen dengan pertumbuhan 4,3 persen.
Adapun di Kalimantan, kontribusi ekonominya sebesar 8,2 persen dengan pertumbuhan ekonomi 4,33 persen.
Di Sulawesi, kontribusinya hanya 6,11 persen. Di Bali dan Nusa Tenggara, kontribusinya 3,11 persen.
Di Maluku dan Papua, berkontribusi sebesar 2,43 persen.
Baca juga: Bagaimana Tingkat Kejahatan di Kalimantan Timur Ibu Kota Baru? Ini Data Polri
Bambang mengatakan, kontribusi Kalimantan terhadap ekonomi Indonesia berkali-kali lipat lebih kecil dibandingkan pulau Jawa.
Bahkan, tahun lalu pertumbuhannya negatif karena anjloknya harga komoditas.
"Kalimantan termasuk yang paling tergantung dengan komoditas. Kita mau Kalimantan juga hidup," kata dia.
Padahal, Kalimantan kaya dengan sumber daya alam. Namun pertumbuhannya paling lambat.
"Selama ini pulau di luar Jawa hanya diambil SDA, tapi paling banyak diolahnya di Jawa. Sekarang hilirisasi SDA kita dorong di luar Jawa," kata Bambang.