JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk berinvestasi membangun ibu kota baru.
Sebanyak 26 persen pembiayaan ibu kota baru berasal dari swasta.
Bahkan, pemerintah tak menutup kemungkinan mengundang investor asing untuk masuk ke Indonesia jika pendanaan yang direncanakan tak mencukupi.
“Kan ini terbuka untuk asing. Mungkin yang agak tight kan sekarang invetsor dalam negeri. Investor asing harusnya terbuka luas kan,” ujar Bambang dalam kunjungan ke Menara Kompas, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Baca juga: Menelisik Jejak Sejarah Samboja dan Sepaku, 2 Kecamatan yang Ditunjuk Jadi Ibu Kota Baru
Bambang mengatakan, sejauh ini, kebanyakan investor yang ingin bergabung berasal dari dalam negeri.
Dari negara apa pun, kata dia, selagi investor tersebut membawa uang untuk membangun ibu kota baru, tangan pemerintah terbuka lebar.
“Masalah China, mau bukan China, yang penting investornya benar. Investor yang masukin uang ke Indonesia,” kata Bambang.
“What’s wrong dengan investasi dari China? Selama masukinnya uang dalam bentuk investasi,” ucap dia.
Meski begitu, Bambang membantah berita yang beredar bahwa Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan China dalam hal investasi tersebut.
Menurut dia, pemerintah baru akan mengundang pihak swasta untuk berinvestasi pada 2020, saat memulai pembangunan tahap awal.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan