Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah: Kemajemukan Menjadikan Indonesia Kokoh

Kompas.com - 23/08/2019, 05:39 WIB
Ihsanuddin,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Indonesia adalah bangsa dan negara yang majemuk dalam hal agama, suku bangsa, ras, kedaerahan, golongan, bahkan lokasi geografis.

Bhinneka Tunggal Ika selain telah menjadi idiom dan alam pikiran kolektif dalam kehidupan keindonesiaan, juga telah menjadi identitas dan rujukan sikap berbangsa.

"Kemajemukan itulah yang telah menjadikan Indonesia kokoh sebagai negara-bangsa karena disangga secara bersama-sama," kata Haedar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/8/2019).

Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, lanjut Haedar, bangsa Indonesia dapat melewati gesekan dan masalah suku, agama, ras dan golongan (SARA) dari masa ke masa.

Baca juga: Obama: Bhinneka Tunggal Ika Harus Dicontoh Semua Negara

Karenanya, setiap warga baik secara individu maupun kolektif penting menyadari dan menghayati betul makna kemajemukan ini.

"Bahwa masyarakat Indonesia itu sungguh beragam dan dapat hidup dalam keragaman. Jangan pernah merasa hidup sendiri di Republik ini," kata Haedar.

Dia menambahkan, manakala hakikat kemajemukan diabaikan dan tidak dipahami secara seksama, maka akan muncul pernyataan, ujaran, sikap, dan tindakan yang akan menyinggung dan mengganggu suasana kemajemukan.

Baca juga: Jokowi: Pancasila, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945 Harga Mati

Menurut dia, Indonesia perlu belajar dari sejarah mutakhir bagaimana Yugoslavia bubar karena pilar negaranya runtuh dan tidak mampu menyangga eksistensi kemajemukan bangsanya.

"Insya Allah Indonesia akan tetap kokoh menjadi negara-bangsa, satu di antaranya jika semua komponen di tubuh bangsa ini menjaga anugerah Allah," kata dia.

Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika dan didukung komitmen semua pihak, Haedar percaya setiap masalah yang timbul dari gesekan antarkomponen bangsa dapat terselesaikan dengan baik.

Kejadian-kejadian yang mengganggu kolektivitas berbangsa apapun penyebabnya benar-benar harus dicegah agar tidak boleh lagi terjadi.

"Di sinilah pentingnya kedewasaan semua pihak dalam berujar, bersikap, dan bertindak agar tidak mengganggu keberadaan hidup bersama," kata dia.

 

Kompas TV Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Buya Syafii Maarif mengimbau semua pihak untuk tidak bertindak secara berlebihan dalam menangani kerusuhan di Manokwari, Papua Barat. Menurut Buya, kerusuhan bisa terjadi di mana saja. Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan adalah mengatasi persoalan itu dengan cara yang baik pula atau tidak mengabaikan asas keadilan. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu mengatakan, orang Papua harus diperlakukan sejajar dengan masyarakat lain di Indonesia. Menurut dia, stigma negatif tentang warga Papua harus segera diakhiri, termasuk adanya persekusi dan tindakan diskriminatif lainnya. #Papua #Manokwari #BuyaShafii<br />
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi Untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Jokowi: UU Kesehatan Direvisi Untuk Permudah Dokter Masuk Spesialis

Nasional
Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Cak Imin Titipkan Agenda Perubahan PKB ke Prabowo, Harap Kerja Sama Berlanjut

Nasional
Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Gibran Cium Tangan Ma'ruf Amin Saat Bertemu di Rumah Dinas Wapres

Nasional
KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli di Rutan

Nasional
Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Program Makan Siang Gratis Masih Dirumuskan, Gibran: Jumlah Penerima Segera Kami Pastikan

Nasional
Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Wapres: Prabowo Lanjutkan Pemerintahan Jokowi, Tak Perlu Transisi

Nasional
Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Jokowi Disebut Akan Berikan Satyalancana ke Gibran dan Bobby, Istana: Tak Ada Agenda ke Surabaya

Nasional
Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Takziah ke Rumah Duka, Jokowi Ikut Shalatkan Almarhumah Mooryati Soedibyo

Nasional
 Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Presiden PKS Datangi Nasdem Tower, Disambut Sekjen dan Ketua DPP

Nasional
Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Gibran: Pelantikan Wapres 6 Bulan Lagi, Saya Ingin ‘Belanja’ Masalah Sebanyak-banyaknya

Nasional
Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Sambutan Meriah PKB untuk Prabowo

Nasional
Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Berkelakar, Menkes: Enggak Pernah Lihat Pak Presiden Masuk RS, Berarti Menkesnya Berhasil

Nasional
Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Pidato Lengkap Prabowo Usai Ditetapkan Jadi Presiden RI Terpilih

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Wapres Ma'ruf Amin Apresiasi Prabowo yang Mau Rangkul Semua Pihak

Nasional
Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Jokowi: Target Stunting 14 Persen Ambisius, Bukan Hal Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com