Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperkirakan Ada 77.500 Gepeng, Mensos: Dikoordinir Mafia

Kompas.com - 22/08/2019, 22:45 WIB
Diamanty Meiliana

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, maraknya gelandangan dan pengemis (gepeng) bukan hanya disebabkan faktor ekonomi.

Menurut dia, tetapi juga karena adanya faktor kejahatan kolektif yang terorganisir oleh pihak-pihak yang disebutnya mafia.

"Mereka dikoordinir atau terorganisir oleh semacam mafia atau kartel, bahkan ada pembagian wilayah," kata Mensos usai membuka Workshop Nasional Penanganan Gepeng dalam Implementasi Permensos No 9 Tahun 2018 di Jakarta, Kamis (22/8/2019), dikutip dari Antara.

Baca juga: Diperkirakan Ada 77.500 Gepeng di Kota-kota Besar di Indonesia

Lebih lanjut Agus mengatakan, terkait kasus ini sering juga ditemukan keterlibatan atau adanya obat-obat terlarang yang sengaja dari awal diberikan kepada calon-calon gepeng agar mereka mengalami ketergantungan dan mudah dieksploitasi.

"Ini suatu kejahatan dimana mereka menjadikan manusia sebagai komoditas. Melibatkan sewa menyewa anak, menyewa orang dan modus lainnya," kata Mensos Agus.

Menurut Agus, selain karena dorongan ekonomi dan adanya faktor kejahatan, faktor mentalitas juga menjadi salah satu pemicu munculnya masalah gepeng.

Baca juga: JPO Pasar Minggu yang Baru Akan Bersih dari Gepeng dan Pengamen

Orang yang menjadikan mengemis sebagai profesi karena mereka ingin jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan mudah.

"Ada juga yang jadi gelandangan dan pengemis karena faktor mentalitas, mereka ingin jalan pintas tinggal duduk, minta-minta dan dapat uang. Kebanyakan dari mereka itu justru mendapatkan pendapatan dari gepeng itu cukup tinggi," tambah dia.

Kemensos memprediksi populasi gepeng di seluruh Indonesia mencapai 77.500 orang yang tersebar di kota-kota besar.

Jumlah tersebut fluktuatif karena sulit dilakukan pendataan bahkan cenderung naik pada hari-hari besar seperti hari raya.

Kompas TV Ian Whiteley merupakan pensiunan yang hartanya dibawa mantan istrinya setelah mereka bercerai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com