JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil kajian The Habibie Center (THC), pola kekerasan dan ancaman terorisme di Indonesia sepanjang 2017-2018 terpusat di Pulau Jawa.
"Insiden terorisme di Indonesia sangat terpusat di Pulau Jawa. Sepanjang 2017-2018, sebagian besar atau 70 persen insiden terorisme terjadi di Jawa, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," ujar Direktur Program dan Riset THC Muhammad Hasan Ansori dalam diskusi dan peluncuran buku "Memberantas Terorisme di Indonesia: Praktik, Kebijakan, dan Tantangan" di Hotel Century, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2019).
Baca juga: Khofifah Minta Warga Jatim Waspada Aksi Terorisme
Maka dari itu, kata Hasan, upaya pencegahan terorisme terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sebanyak 68 persen kegiatan pencegahan terorisme berlokasi di provinsi-provinsi di Pulau Jawa.
Hasan juga mengatakan, ada empat provinsi yang sangat dominan dalam kegiatan pecegahan, yakni DKI Jakarta (60 kegiatan), Jawa Timur (27 kegiatan), Jawa Barat (24 kegiatan), dan Jawa Tengah (22 kegiatan).
Adapun wilayah lain di luar Jawa yang jumlah kegiatan pencegahan terorismenya cukup signifikan yakni Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
"Sedangkan wilayah yang tidak mendapatkan sentuhan kegiatan-kegiatan pencegahan adalah Papua dan Papua Barat," ujar Hasan.
Ia juga menyampaikan, pencegahan terorisme di Indonesia masih dominan dilakukan pemerintah, terutama pemerintah pusat.
Baca juga: The Habibie Centre: Rekrutmen Teroris di Indonesia Melalui 4 Cara
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menjadi salah satu aktor dominan dalam upaya pencegahan.
"51 persen atau 106 kegiatan pencegahan dilakukan BNPT di berbagai wilayah di Indonesia selama dua tahun terakhir," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.