JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya Letnan Kolonel Imam Haryadi angkat bicara mengenai video saat personel TNI menghadapi mahasiswa asal Papua di asramanya, Surabaya, Jumat (16/8/2019) lalu.
Dalam video yang tersebar di media sosial itu, terdengar lontaran berbau rasisme yang dialamatkan kepada mahasiswa asal Papua yang berada di dalam asrama.
"Terkait anggapan TNI melakukan tindakan rasial, kami kurang sependapat," ujar Imam ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (20/8/2019).
Imam mengakui, adalam video tersebut, memang terdapat beberapa orang yang mengenakan seragam loreng sedang berdiri di depan pagar asrama.
Baca juga: Polda Jatim Usut Kasus Ucapan Rasialis terhadap Mahasiswa Papua
Tidak hanya personel TNI, tampak pula beberapa orang lagi yang mengenakan pakaian preman.
Tampak terjadi adu argumen antara kelompok yang berada di luar asrama dengan mahasiswa yang berada di dalam pagar. Kemudian, terdengar teriakan bernada rasisme dan kasar kepada mahasiswa Papua.
Imam berpendapat, sumber suara dalam video itu tidak jelas. Apakah kata-kata bernada rasis tersebut berasal dari orang yang mengenakan seragam TNI atau bukan.
"Video tersebut memperlihatkan beberapa orang memakai baju loreng yang tidak lebih aktif dibandingkan dengan yang lainnya. Sumber suara juga tidak jelas. Jadi perlu pengecekan bersama oleh instansi terkait," kata Imam.
Baca juga: Risma Janji Sambangi Asrama Mahasiswa Papua yang Sempat Dikepung Massa
Imam sekaligus akan memastikan apakah orang-orang di dalam video tersebut benar merupakan personel TNI atau bukan.
"Saat ini sedang dilaksanakan langkah-langkah pengecekan apakah orang-orang tersebut anggota TNI atau bukan," kata Imam.
"Kalau anggota TNI, akan kita cek dari kesatuan mana dan pasti ditindaklanjuti prosesnya sesuai ketentuan," tutur dia.
Diberitakan, kerusuhan terjadi di Manokwari, Papua Barat, Senin kemarin. Gedung DPRD Papua Barat, eks kantor gubernur serta sejumlah fasilitas umum dibakar.
Aksi itu merupakan luapan kemarahan masyarakat atas dugaan diskriminasi dan praktik rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya, Malang dan Surabaya, sebelumnya.
Baca juga: Saat Polri Tuding Media Sosial Memprovokasi Kerusuhan Manokwari...
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo juga sudah berjanji, akan mengusut tuntas dugaan praktik rasisme terhadap mahasiswa asal Papua itu.
Dedi mengatakan, pintu masuk penyelidikan adalah dari video yang disebarkan dan viral di media sosial.
Video itu menampilkan situasi ketika mahasiswa asal Papua di asrama Surabaya didatangi sekelompok ormas, personel Polri dan TNI terkait dugaan penghinaan bendera merah putih, Jumat (16/8/2019) lalu.
"Nanti akan kami coba dalami lagi. Alat bukti dari video itu dulu. Video itu didalami dulu, setelah itu barulah siapa orang-orang atau oknum-oknum yang terlibat menyampaikan diksi dalam narasi (rasisme) seperti itu," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin.