Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Serang Polsek Wonokromo, IM Pelajari Situasi

Kompas.com - 20/08/2019, 11:35 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - IM (30), terduga teroris yang menyerang Mapolsek Wonokromo Surabaya, rupanya telah mempelajari situasi Polsek terlebih dahulu.

Demikian diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2019) malam.

"(Penyerangan) yang di Wonokromo itu sudah melakukan mapping terhadap sasaran. Beberapa sasaran ya, bukan hanya ke markas maupun anggota kepolisian, baik yang sedang melaksanakan tugas pengaturan lalu lintas maupun yang di polsek," ungkap Dedi.

Awalnya, pelaku berencana melakukan serangan saat perayaan 17 Agustus, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. Namun, ia mengurungkan niatnya sebab penjagaan di gedung tersebut sangat ketat.

Baca juga: Belajar dari Internet, Kapolri Sebut Penyerang Polsek Wonokromo Self Radicalism

Setelah itu, ia akhirnya memutuskan melakukan serangan di Mapolsek Wonokromo Surabaya.

Sebelum melancarkan aksinya, ia pun sempat melakukan profiling terhadap situasi di kantor polsek tersebut.

Profilling dilakukan dengan cara berpura-pura melaporkan kehilangan barang ke Polsek Wonokromo. Namun, IM sengaja tidak membawa identitas.

"Pertama kali dia melaporkan untuk melakukan profile situasi. Sengaja dia membuat laporan ke polisi, laporan kehilangan, tapi memang dia sudah mengkondisikan tidak membawa identitas. Kemudian sama petugas silakan kembali lagi dengan membawa identitas," ungkap dia.

Setelah selesai mempelajari situasi di dalam Polsek, pelaku sempat membeli celurit, senjata mainan dan ketapel di pasar tradisional.

Baca juga: Di Balik Serangan Teror Polsek Wonokromo, Kertas Berlogo ISIS hingga Bacok Polisi

Dedi mengatakan, IM melakukan aksinya ketika merasa sudah siap. Dengan modus ingin menindaklanjuti laporan kehilangan, IM langsung menyerang seorang anggota polisi.

"Sama dia melakukan lagi, 'Pak saya mau melaporkan kembali, kemarin diperintahkan atau disuruh sama petugas untuk kembali lagi karena saya enggak bawa KTP'. Ketika dia mengeluarkan identitasnya, langsung dia melakukan serangan kepada petugas," tutur Dedi.

Menurut Dedi, pelaku melakukan penyerangan karena menganggap polisi adalah kafir harbi.

Kafir harbi merupakan kafir yang bersifat ofensif terhadap kelompok teroris. 

"Dianggap kafir harbi. Kenapa? Karena dianggap konstituen melakukan penegakan hukum pada kelompoknya sekian lama," ujar dia.

IM yang tinggal bersama keluarga di Jalan Sidosermo, Surabaya, itu diketahui adalah pendukung kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang dipimpin Aman Abdurahman.

Baca juga: Tiga Polisi Polsek Wonokromo Mendapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa

IM yang tercatat sebagai warga Sumenep, Madura, itu melakukan amaliyah dengan menyerang anggota Polsek Wonokromo Surabaya pada Sabtu (17/8/2019) sore. Dia berpura-pura melapor lalu menyerang Ipda Agus Sumarsono dengan senjata tajam.

Ipda Agus mengalami luka serius di bagian kepala, tangan, dan pipi kiri.

IM dapat dilumpuhkan setelah Agus berteriak memanggil dua polisi lain, yakni Aiptu Heru Prasetyo dan Brigadir Febian Lasadewa Kuncoro.

Dalam tas IM, polisi menemukan dua senjata tajam, airsoft gun, ketapel, makanan, dan kertas dengan gambar logo ISIS. IM kini masih diperiksa intensif oleh Densus 88. 

 

Kompas TV Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan pelaku penyerangan anggota Polsek Wonokromo, Surabaya terpapar oleh paham radikalisme. Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut berdasarkan hasil pemeriksaan sementara pelaku terpengaruh radikalisme melalui internet. Hingga kini Polri masih mendalami keterkaitan pelaku dengan kelompok radikal. #PenyeranganPolsekWonokromo #Kapolri #Radikalisme
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com