Tujuh belas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan kita...
Hari merdeka nusa dan bangsa..
Hari lahirnya bangsa Indonesia...
Merdeka. Sekali merdeka tetap merdeka...
JAKARTA, KOMPAS.com - Demikian penggalan lirik Hari Merdeka karya H Mutahar yang diciptakan pada 1946.
Hari ini, 74 tahun lalu, ikhtiar panjang bangsa Indonesia untuk terbebas dari belenggu penjajahan tunai pada 17 Agustus 1945.
Pada hari itu, Indonesia memprolamirkan kemerdekaannya di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat.
Suasana haru dan bahagia mewarnai saat Ir Soekarno membacakan teks proklamasi.
Baca juga: Fakta Menarik Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945
Momentum ini tak akan terjadi tanpa serangkaian peristiwa yang melatarbelakanginya.
Pada 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima, Jepang, luluh lantak akibat bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.
Tak berhenti di situ, Kota Nagasaki, Jepang, menjadi sasaran bom selanjutnya pada 9 Agustus 1945, tiga hari setelah bom di Kota Hiroshima.
Dalam beberapa detik, kedua bom itu mengakibatkan ratusan ribu orang meninggal dunia.
Dua peristiwa tersebut memaksa Jepang untuk menyerah kepada sekutu, sekaligus menandai berakhirnya Perang Dunia II.
Mengetahui hal itu, golongan muda Indonesia mendesak Soekarta dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Kesepakatan untuk menculik Soekarno dan Hatta didapatkan setelah para pemuda mengadakan rapat di Asrama Baperpi.
Hal itu dilakukan agar Soekarno-Hatta tidak dipengaruhi oleh Jepang.
Sebelumnya, Soekarno dan Hatta telah menolak desakan para pemuda untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Menurut Soekarno dan Hatta, kemerdekaan harus dipersiapkan secara matang dan menunggu Panitia Persiapan Kemerdekaan (PPKI) yang telah dibentuk.
Baca juga: 17 Agustus: Ende Rahim Pancasila...