Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengingat Kembali Pidato Kenegaraan Pertama Jokowi sebagai Presiden pada 2015...

Kompas.com - 16/08/2019, 12:56 WIB
Rosiana Haryanti,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan saat Sidang Bersama DPD-DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019).

Pidato kenegaraan Jokowi yang disampaikan pada hari ini merupakan yang terakhir dalam kapasitasnya sebagai Presiden Republik Indonesia untuk periode 2014-2019.

Beragam hal disampaikan Jokowi di antaranya mengenai pembenahan regulasi dan birokrasi, kesiapan menghadapi tantangan baru, menumbuhkan kesadaran akan bencana, dan lain-lain.

Kesempatan pada hari ini merupakan kali kelima Jokowi berdiri di podium Kompleks Parlemen untuk menyampaikan pidato kenegaraan.

Podium pertama Jokowi sebagai Presiden RI kala menyampaikan pidato kenegaraan pada 2015.

Baca juga: Ini Makna Pepatah Melayu yang Disampaikan Jokowi Saat Tutup Pidato Kenegaraan

Pidato kenegaraan pertama Jokowi sebagai presiden disampaikan pada 14 Agustus 2015.

Pidato Jokowi kala itu ditunggu-tunggu. Sama seperti hari ini, Jokowi juga menyampaikan tiga kali pidato, yaitu pada sidang bersama DPR-DPD, sidang paripurna DPR, serta pidato terkait kinerja lembaga-lembaga negara dalam sidang tahunan MPR.

Apa saja yang disampaikan Jokowi saat itu?

Dalam Sidang Bersama DPR dan DPD RI, Jokowi menyampaikan beberapa hal menarik, salah satunya mengenai kebebasan media dalam menyuarakan kepentingan.

Pemberitaan Kompas.com, 14 Agustus 2015, menyebutkan, saat itu, presiden ketujuh RI ini mengingatkan agar media tidak hanya mengejar rating, tetapi juga memandu masyarakat untuk meneguhkan nilai keutamaan serta budaya produktif.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberi pidato laporan pertanggungjawaban lembaga-lembaga negara saat Sidang Paripurna MPR dalam rangka Sidang Tahunan MPR 2015 di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memberi pidato laporan pertanggungjawaban lembaga-lembaga negara saat Sidang Paripurna MPR dalam rangka Sidang Tahunan MPR 2015 di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
"Saat ini ada kecenderungan semua orang merasa bebas sebebas-bebasnya dalam berperilaku dan menyuarakan kepentingan. Keadaan ini menjadi semakin kurang produktif ketika media juga hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif," kata Jokowi saat itu.

Selain soal media, pidato kenegaraan pertama kepala negara kala itu juga menyinggung soal perdamaian dan kondisi di Papua.

Presiden menyampaikan komitmen untuk membangun Papua dan menjadikannya tanah damai.

"Kerusuhan, seperti kasus Tolikara, seharusnya tidak terjadi lagi di masa depan," kata Jokowi.

Jokowi sempat mengutarakan proram pengalihan subsidi bahan bakar minyak ke sektor-sektor produktif serta kinerja pemerintah yang telah memperbanyak pasar rakyat.

Dalam pidato yang berlangsung selama 30 menit itu, Jokowi menyebutkan komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakat adat yang meghadapi konflik agraria, menurunkan emisi karbon dengan menghantikan kebakaran hutan dan pengelolaan hutan secara lestari.

Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Kenegaraan 2019 Presiden Jokowi

Jokowi menutup pidatonya dengan mengatakan, ”Kita tidak bertujuan bernegara hanya satu windu saja, kita bertujuan bernegara seribu windu lamanya, bernegara buat selama-lamanya. Untuk hidup sejahtera perlu kerja keras, butuh pengorbanan. Ayo kerja untuk bangsa! Ayo kerja untuk negara! Ayo kerja untuk rakyat!”.

Dikutip dari Harian Kompas, 21 Agustus 2019, dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Felicia N Utorodewo menilai, pidato kenegaraan Jokowi tetap memberi harapan baru kepada masyarakat Indonesia.

Pidato Jokowi saat itu juga diapresiasi Sekretaris Umum Pengurus Pusat Himpunan Pembina Bahasa Indonesia, Sutejo, karena Jokowi tak banyak memasukkan istilah asing dalam pidatonya.

Menurut dia, apa yang dilakukan Jokowi bisa menjadi teladan pejabat negara lain saat menyampaikan pidato resmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com