Presiden Joko Widodo mengukuhkan 68 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang akan bertugas pada upacara kemerdekaan ke-74 Republik Indonesia, 17 Agustus 2019 mendatang. Pengukuhan dilaksanakan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/8/2019) siang.(KOMPAS.com/Ihsanuddin)
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Pasukan Pengebar Bendera Pusaka (Paskibraka) Putri 2019 batal menggunakan celana panjang.
Kebijakan ini dibatalkan setelah pemerintah mendapat masukan dari masyarakat.
"Dalam perkembangannya kami menampung aspirasi dari berbagai pihak itu kemudian di-cancel, dibatalkan oleh Pak Menpora," kata Sekretaris Menpora Gatot Dewabroto usai pengukuhan Paskibraka di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Pantauan Kompas.com, dalam acara pengukuhan, seluruh anggota Paskibraka putri memang tak ada yang menggunakan celana panjang.
"Tapi dalam perkembangannya kan menimbulkan kontroversi dan akhirnya diputuskan untuk tetap pola seperti yang lama," kata dia.
Gatot menambahkan, Kemenpora sudah mengirim surat edaran yang ditujukan kepada seluruh menteri, seluruh pimpinan lembaga tinggi negara, serta perwakilan RI di luar Negeri untuk mensosialisasikan pembatalan pengguna celana panjang ini.
"Yang intinya adalah kembali sama seperti tahun tahun sebelumnya, jadi contohnya kalau yang cewek tetap pakai rok seperti biasa," kata dia.
Kompas TV <strong>Anak Petani jadi Anggota Paskibraka</strong> Rasa bangga dan bahagia terpancar dari wajah pasangan suami istri, Nani Arsad dan Rita Abdullah Diyunu , warga Desa Tolondadu Satu, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara, karena anaknya Alim Arsad, yang saat ini duduk di kelas 11 jurusan Matematika IPA di Sekolah Menengah Atas Negeri Satu Bolaang Uki, terpilih sebagai anggota Paskibraka yang akan mengibarkan bendera merah putih di Istana Presiden pada 17 Agustus nanti sebagai utusan dari Propinsi Sulawesi Utara. Sang Ayah berprofesi sebagai petani dan juga buruh tani di desanya. Sementara Ibundanya Ibu Rumah Tangga. Terkadang untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka dan biaya sekolah, Alim membantu orang tuanya bekerja kuli angkut batu atau pasir yang dibayar 20 ribu rupiah untuk sekali angkut. Anak pertama dari dua bersaudara ini sangat bersyukur dan bangga terpilih menjadi anggota Paskibraka utusan sekolah ke tingkat nasional apalagi untuk melewati seleksi mulai dari tingkat kabupaten hingga propinsi sangatlah sulit. Rasa bahagia pun turut di rasakan para guru serta teman teman sekelasnnya di sekolah, sebab alim arsad tidak hanya menjadi siswa berprestasi di sekolah namun mengharumkan nama daerah. Kerasnya hidup tidak mematahkan semangat, Nani Arsad yang senantiasa mendidik serta memberikan motifasi kepada anak anaknya dalam mewujudkan cita-cita. Di pundak Alim Arsad, kedua orang tuanya menguntungkan berharapan semoga apa yang menjadi cita-citanya dapat diraih sehingga dapat membantu orang tua untuk menyekolahkan adiknya. Apalagi saat ini ibudanya sakit-sakitan dan sempat dirawat di rumah sakit karena penyakit asam lambung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Acara HUT DPR RI Cerminkan Aspek Masyarakat Luashttps://nasional.kompas.com/read/2019/08/15/17562161/acara-hut-dpr-ri-cerminkan-aspek-masyarakat-luashttps://asset.kompas.com/crops/4R6aChBlJ86VeqlsZYxhremDxik=/0x0:640x427/195x98/data/photo/2019/08/15/5d5539b8ba21d.jpg