Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapakah Sebenarnya Sosok Minke, Tokoh Utama Film Bumi Manusia?

Kompas.com - 15/08/2019, 06:00 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Heru Margianto

Tim Redaksi

Tirto memang dikeluarkan dari STOVIA setelah menempuh enam tahun studi. Tak ada yang tahu pasti kenapa.

Ada yang bilang karena Tirto ketahuan mengeluarkan resep untuk sahabatnya, seorang Tionghoa miskin. Ada pula yang menyebut karena Tirto lebih suka dunia tulis-menulis.

"Apakah sebangsamu akan kau biarkan terbungkuk-bungkuk dalam ketidaktahuannya? Siapa bakal memulai kalau bukan kau?" begitu tanya Pramoedya Ananta Toer dalam novel Jejak Langkah.

Selama sekolah di STOVIA, Tirto sering mengirim tulisan ke sejumlah surat kabar terbitan Jakarta. Ia pernah membantu Chabar Hindia Olanda, Pewarta Priangan, dan Pembrita Betawi.

Setelah lepas dari STOVIA, Tirto langsung diangkat sebagai redaktur dan redaktur-kepala Pembrita Betawi pada 1901. Tapi karir Tirto di surat kabar itu tak lama.

Pada 1903, ia menjual harta bendanya dan pindah ke Desa Pasircabe di dekat Bandung, Jawa Barat.

Bupati Cianjur saat itu, RAA Prawiradiredja menawari Tirto tambahan modal jika ingin membuat surat kabar sendiri. Tak butuh waktu lama, Tirto mendirikan penerbitan Soenda Berita.

Koran itu tercatat sebagai pers pertama yang dimodali, dikelola, dan diisi pribumi. Meski pontang-panting mengelola Soenda Berita seorang diri, Tirto tetap bertahan dengan cita-cita memperkaya wawasan bangsanya sendiri.

“Pers adalah matahari bagi dunia maka kita mesti mengerti bahwa pers Melayu bisa tumbuh seperti cendawan di musim hujan, tetapi segera berontokan bagaikan daun layu. Aku sendiri ingin sekali merombak keadaan semacam ini. Koranku akan aku isi dengan pikiranku dan pikiran orang-orang cerdik pandai, yang bisa mendidik bangsanya ke medan kemajuan dan kesempurnaan,” kata Tirto dalam Busono (1912), cerpen semi-otobiografinya.

Sayangnya Soenda Berita tak bertahan lama. Sekitar 1904-1906, Tirto mengembara ke Maluku.

Pram tak menulis persis alasannya. Namun ada yang mengatakan ia diasingkan dan terdampar di Pulau Bacan. Di sana, ia menikah degan Prinses Fatimah, saudari sultan terakhir Bacan, Sultan Oesman Sjah.

Sosok Prinses Fatimah ini menginspirasi Pram dalam menggariskan cerita cinta Minke.

Ceritanya, Minke akhirnya menikah lagi dengan Prinses van Kasiruta, putri raja Maluku yang ikut ayahnya dibuang ke Sukabumi. Kasiruta adalah pulau yang terletak di sebelah barat Pulau Bacan.

Medan Prijaji dan Sarekat Dagang Indonesia

Kembali ke cerita Minke, sepeninggalan Mei, Minke mengikuti saran istrinya untuk tak sekadar menjadi dokter. Mei mendorong Minke memperjuangkan bangsanya dengan mendirikan organisasi.

Minke pun melakukannya dengan mendirikan Sarekat Prijaji. Tujuannya, memperjuangkan agar anak-anak Jawa bisa memperoleh pendidikan Belanda. Dari situ pula mulai terbitnya koran mingguan Medan Prijaji.

Hal yang sama terjadi pada Tirto. Ia membentuk Sarekat Prijaji pada 1906, dan menerbitkan surat kabar Medan Prijaji di Bandung setahun kemudian.

Meski Medan Prijaji terlilit utang di awal berdirinya, namun keberadaannya punya pengaruh besar.

Kurator di Monumen Pers Nasional, Kota Solo, Jawa Tengah, menunjukkan salah satu edisi Medan Prijaji yang terbit tahun 1910. Medan Prijaji menjadi titik tolak penting media massa menyuarakan hak warga terjajah, sekaligus membentuk identitas sebagai satu bangsa di Hindia Belanda ketika itu.KOMPAS/ ANTONY LEE Kurator di Monumen Pers Nasional, Kota Solo, Jawa Tengah, menunjukkan salah satu edisi Medan Prijaji yang terbit tahun 1910. Medan Prijaji menjadi titik tolak penting media massa menyuarakan hak warga terjajah, sekaligus membentuk identitas sebagai satu bangsa di Hindia Belanda ketika itu.

Surat kabar itu kerap mengungkap keluhan-keluhan rakyat kecil terhadap perlakuan kalangan prijaji tinggi dan para pegawai pemerintah kolonial Belanda.

Tirto juga menerbitkan beberapa surat kabar dengan skala lebih kecil, salah satunya Poetri Hindia, yang memotori gerakan emansipasi wanita sebelum kemerdekan.

Pada 1909, Tirto mendirikan Sarekat Dagang Islamiah (SDI). Bagi Tirto, kesadaran akan pentingnya berdagang, lebih dari soal memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berdagang adalah bentuk kemerdekaan.

“Kita mesti ambil perniagaan yang dilakukan oleh bangsa asing. Kita anak negeri mesti jadi taoke sendiri, mesti bisa menggunakan uang bank buat digunakan jadi modal dalam segala rupa perniagaan...,” kata Tirto dalam tulisannya Menonton Wayang Priyayi (1909).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com