JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera meyakini, partainya berpeluang mendapat dukungan lebih besar dari masyarakat jika tetap menjadi oposisi pada lima tahun pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin ke depan.
Menurut Mardani, sikap itu sejalan dengan keinginan konstituen di akar rumput.
"Makin kompatibel sikap parpol dengan aspirasi rakyat banyak, maka makin besar peluang parpol mendapat dukungan," ujar Mardani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Mardani mengatakan, setiap parpol memang memiliki hak untuk menentukan sikap politiknya. Namun parpol juga harus memperhatikan keinginan dari seluruh konstituennya.
Baca juga: Hidayat Nur Wahid: Seluruh Konstituen Ingin PKS Tetap Jadi Oposisi
Ia menilai, sebagian besar pemilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 menginginkan agar parpol pendukung tetap berada di luar pemerintahan sebagai kekuatan oposisi atau penyeimbang.
"Secara etis dan logis, semua pendukung Prabowo kemarin dan itu juga harapan semua konstituen, tetap menjadi kekuatan penyeimbang di luar pemerintah. Dalam bahasa saya tagar-nya #kamioposisi dan oposisi itu mulia, oposisi baik untuk demokrasi," kata Mardani.
"Kami di PKS diajarkan menjadi partai yang khidmat, yang melayani dan menurut saya sikap oposisi bagian dari harapan pemilih besar PKS," lanjut dia.
Baca juga: Ketua DPP Yakin PKS Tak Sendirian di Luar Pemerintahan
Seperti diketahui, Partai Gerindra, Demokrat dan PAN belakangan memberikan sinyal akan mendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Kian dekatnya Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto diprediksi akan berujung pada terbentuknya koalisi antara kedua partai besar itu.
Kemudian Partai Demokrat menyatakan sikapnya yang akan mendukung pemerintah. Sementara PAN mengatakan mendukung program pemerintah Jokowi-Ma'ruf, meski belum menentukan sikap akan bergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK).
Secara terpisah, Peneliti Departemen Politik dan Perubahan Sosial Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes berpendapat, bergabungnya parpol oposisi ke koalisi pendukung pemerintah akan memberikan keuntungan politik elektoral bagi PKS.
"Kalau semuanya bergerak (mendukung pemerintah), ya tentu PKS akan menang besar. PKS akan mendapatkan keuntungan politik elektoral yang sangat besar," ujar Arya saat dihubungi, Kompas.com, Rabu (14/8/2019).
Baca juga: Jika Gerindra-Demokrat-PAN Gabung ke Jokowi, PKS Diprediksi Untung
Arya menjelaskan, jika mengacu pada hasil pilpres 2019 yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka sebanyak 55 persen pemilih merupakan pendukung Jokowi.
Sedangkan 45 persen memilih Prabowo atau dapat dilihat sebagai pemilih yang tidak memiliki preferensi politik terhadap Jokowi.
Dengan demikian, bukan tidak mungkin suara pemilih pasangan Prabowo-Sandiaga dari ketiga partai beralih ke PKS pada Pemilu 2024.
"Karena harus diingat juga ada sekitar 45 persen pemilih yang preferensinya bukan Jokowi dan itu akan dinikmati banyak oleh PKS nanti," kata Arya.