Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Eks DI/TII dan NII Kembali ke Pangkuan Pancasila...

Kompas.com - 14/08/2019, 06:50 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Selasa (13/8/2019) menjadi momen bersejarah bagi setidaknya 14 anggota keluarga besar Harokah Islam, eks Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dan eks Negara Islam Indonesia (NII).

Di hari itu, mereka mengucap ikrar setia kepada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Upacara ini berlangsung di kantor Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan dan disaksikan Menko Polhukam Wiranto

Menariknya, dari 14 orang yang mengucap ikrar, satu di antaranya adalah anak pimpinan DI/TII, Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo, Sarjono Kartosuwiryo.

1. Lima pokok ikrar

Prosesi sumpa setia ini diawali dengan pembacaan ikrar yang diwakili empat eks DI/TII dan eks NII. Dilanjutkan dengan penandatangan ikrar setia pada Pancasila.

Baca juga: Disaksikan Wiranto, Eks DI/TII Berikrar Setia pada Pancasila

Selanjutnya, 14 eks DI/TII dan eks NII satu persatu mencium bendera merah putih diiringi lagu Bagimu Negeri. Prosesi ini diterjemahkan sebagai lambang kesetiaan pada negara.

Selesai mencium bendera, masing-masing dari mereka dipeluk dan dijabat tangannya oleh Menteri Wiranto.

Ada lima poin ikrar yang dibacakan. Bunyinya adalah:

Kami keluarga besar Harokah Islam beseta eks darul islam/tentara islam Indonesia (DI/TII), dan eks negara islam indonesia (NII) bersama segenap pendukungnya dengan ini berikrar,

1. Berpegang teguh kepada pancasila dan UUD 1945

2. Setia kepada negara kesatuan republik indonesia (NKRI) dengan semboyan bhineka tunggal ika.

3. Menjaga persatuan dalam masyarakat majemuk agar tercipta keharmonisan, toleransi, kerukunan dan perdamaian untuk mencapai tujuan nasional

4. Menolak organisasi dan aktivitas yang bertentangan dengan Pancasila

5. Meningkatkan kesadaran bela negara dengan mengajak komponen masyarakat untuk menjaga persatuan dab kesatuan bangsa.

2. Kembalinya putra pimpinan DI/TII ke Pancasila

Satu dari 14 orang yang mengucap ikrar setia pada Pancasila adalah putra dari pemimpin DI/TII Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo. Sosok tersebut bernama Sarjono Kartosuwiryo.

Di hadapan Wiranto, Sarjono mengaku, kembalinya ia pada ideologi Pancasila lantaran selama ini sering menerima akibat buruk dari perpecahan. Perpecahan itu tak hanya menimpa dirinya, tetapi juga berdampak pada keluarga.

Baca juga: Pengakuan Anak Kartosuwiryo yang Kembali pada Pancasila

"Saya menerima akibat yang buruk daripada perpecahan. Sekarang orang-orang yang mulai mengadakan perlawanan baik itu apapun bentuknya itu berakibat kepada anak dan keluaganya," kata Sarjono di Gedung Kemenko Polhukam, Selasa (13/8/2019).

Sarjono mengatakan, dirinya baru mengucap ikrar sekarang karena selama ini berupaya menggalang dukungan dari orang-orang di sekeliling. Termasuk, menggalang dukungan dari pemerintah.

Menko Polhukam Wiranto (kiri) menyaksikan pembacaan ikrar setia kepada Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di Jakarta, Selasa (13/08/2019). Sebanyak 14 orang Keluarga Besar Harokah Islam Indonesia, mantan anggota Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dan mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) mengikuti pembacaan ikrar setia tersebut. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nz.ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay Menko Polhukam Wiranto (kiri) menyaksikan pembacaan ikrar setia kepada Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di Jakarta, Selasa (13/08/2019). Sebanyak 14 orang Keluarga Besar Harokah Islam Indonesia, mantan anggota Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dan mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) mengikuti pembacaan ikrar setia tersebut. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nz.
Sejak NII dibubarkan pada 1962, Sarjono merasa perlu untuk mengucap ikrar bahwa dirinya telah kembali ke pangkuan NKRI.

Baca juga: Putra Pimpinan DI/TII Tak Merasa Berkhianat Usai Ikrarkan Setia pada Indonesia

Ia mengaku tak dijanjikan apapun oleh pemerintah terkait ikrar ini.

"Nggak ada (pemerintah menjanjikan sesuatu). Kita mah membela negara mau janji nggak janji, nggak dibayar, tapi saya perlu dengan negara ini," ujarnya.

3. Dua juta orang pengikut DI/TII dan NII masih eksis

Sarjono Kartosuwiryo menyebut, hingga saat ini, masih ada sekitar dua juta orang yang menjadi pengikut DI/TII dan Negara Islam Indonesia (NII).

Jumlah ini tersebar di sejumlah lapisan masyarakat.

"Saya tidak punya statistik yang riil, tapi diperkirakan mungkin sekitar dua jutaan yang masih eksis. Tapi itu perkiraan kasarnya," kata Sarjono.

Baca juga: Putra Kartosuwiryo Perkirakan Masih Ada 2 Juta Pengikut DI/TII dan NII

Sebagai mantan DI/TII dan NII, Sarjono berpesan supaya rakyat Indonesia yang masih berupaya melawan ideologi dapat segera kembali pada persatuan dan Pancasila.

"Saya mengimbau kepada rekan-rekan untuk bersatu, bersama-sama membangun negara ini. Sebab negara ini kalau rusak, bocor, ya kita sendiri yang tenggelam," ujar dia.

4. Apresiasi dan Harapan Wiranto

Kembalinya 14 anggota keluarga Harokah Islam, eks DI/TII, dan eks NI ke pangkuan Pancasila mendapat apresiasi dari Menko Polhukam Wiranto.

Menurut Wiranto, ikrar ini adalah bonus jelang peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-74 pada 17 Agustus 2019 mendatang.

"Kita semua karena itu Presiden juga memberikan apresiasi, menyambut baik, sangat berbangga dengan keikhlasan kesetiaan saudara sekalian," kata Wiranto.

Wiranto mengatakan, ikrar ke-14 eks DI/TII dan eks NII ini bisa mengurangi ancaman keterbelahan masyarakat.

Ia berharap, peristiwa ini bisa menjadi tonggak persatuan bangsa sebagai dasar pembangunan.

Baca juga: Wiranto Apresiasi 14 Eks DI/TII yang Berikrar Setia pada Pancasila

Wiranto juga berharap kesadaran semacam ini tidak hanya dimiliki 14 orang eks DI/TII dan eks NII yang telah berikrar, tetapi seluruh rakyat Indonesia yang masih punya cita-cita untuk mengubah NKRI.

"Mudah-mudahan momen ini merupakan satu peluang yang sangat baik untuk teman-teman di luar sana yang belum sadar untuk sadar mengikuti jejak teman teman yang saat ini sama sama kita di ruangan ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan 'Cawe-cawe' Pj Kepala Daerah

Yusril Sebut Kekalahan Prabowo di Aceh Mentahkan Dugaan "Cawe-cawe" Pj Kepala Daerah

Nasional
Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Kejagung Kembali Sita Mobil Milik Harvey Moeis, Kini Lexus dan Vellfire

Nasional
Yusril Harap 'Amicus Curiae' Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Yusril Harap "Amicus Curiae" Megawati Tak Dianggap Tekanan Politik ke MK

Nasional
Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Soal Peluang Rekonsiliasi, PDI-P: Kami Belum Bisa Menerima Perlakuan Pak Jokowi dan Keluarga

Nasional
IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

IKN Teken Kerja Sama Pembangunan Kota dengan Kota Brasilia

Nasional
Yusril Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Yusril Sebut "Amicus Curiae" Megawati Harusnya Tak Pengaruhi Putusan Hakim

Nasional
ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

ICW Dorong Polda Metro Dalami Indikasi Firli Bahuri Minta Rp 50 M Ke SYL

Nasional
Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI: Marsda Khairil Lubis Resmi Jabat Pangkogabwilhan II

Nasional
Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Hasto Beri Syarat Pertemuan Jokowi-Megawati, Relawan Joman: Sinisme Politik

Nasional
Menerka Nasib 'Amicus Curiae' di Tangan Hakim MK

Menerka Nasib "Amicus Curiae" di Tangan Hakim MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com