JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi meminta keterangan 15 orang terkait kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau dengan tersangka perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT SSS.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan bahwa saksi yang dimintai keterangan terdiri dari jajaran direksi hingga karyawan PT SSS.
"Ini sudah dimintai keterangan 15 orang mulai dari direksi kemudian layer di bawahnya sampai dengan karyawan, sampai sejauh mana kontrol mereka terhadap lahan menjadi tanggung jawab mereka. Kan sudah ada pembagian-pembagiannya, sudah ada SOP-nya," ucap Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2019).
Baca juga: Kapolri dan Panglima TNI Tinjau Langsung Penanganan Karhutla di Riau
PT SSS ditetapkan sebagai tersangka pada 8 Agustus 2019. Perusahaan swasta tersebut diduga lalai dalam menjaga lahannya dari kebakaran.
Akibatnya, lahan gambut di area perusahaan tersebut terbakar.
Dedi mengatakan, polisi akan mendalami kelalaian yang menyebabkan kebakaran tersebut, misalnya, pada SOP atau kelalaian karyawan.
Nantinya, tak menutup kemungkinan ada tersangka baru terkait kebakaran tersebut.
"Kalau misalnya memang terbukti ya nanti tidak menutup kemungkinan dari mulai direksi sampai karyawan yang bertanggung jawab untuk mengontrol lahan tersebut bisa dijadikan tersangka," kata dia.
Sebelumnya, setelah melakukan penyelidikan yang cukup panjang, Polda Riau menetapkan satu perusahaan perkebunan kelapa sawit sebagai tersangka kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.
Hal ini disampaikan Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo saat menggelar konferensi pers langsung di lokasi karhutla di Jalan Air Hitam, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau, Jumat (9/8/2019).
"Polda Riau telah menetapkan tersangka PT SSS, perusahaan kebun sawit, yang berlokasi di wilayah Kabupaten Pelalawan," ujar Widodo pada wartawan.
Baca juga: Gubernur Kalbar Panggil 100 Perusahaan Sawit Ingatkan soal Karhutla
Penetapan korporasi sebagai tersangka, lanjut dia, setelah dilakukan penyelidikan oleh penyidik Polres Pelalawan dan didukung Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Riau.
"Setelah cukup alat bukti dan keterangan ahli, kita tingkatkan ke tahap penyidikan. Dan ini sedang berproses. Direksi PT SSS sudah dilakukan pemeriksaan," kata Widodo.
Menurut Widodo, perusahaan swasta tersebut lalai dalam menjaga lahannya dari kebakaran. Sehingga lahan gambut di areal perusahaan tersebut terbakar.
"Luas lahan perusahaan yang terbakar 150 hektare. Mereka (perusahaan) lalai dalam mengelola hutan lahannya, sehingga timbul kebakaran," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.