JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto, menilai tudingan dugaan radikal terhadap calon taruna Akademi Militer (Akmil), Enzo Allie, haruslah obyektif.
Menurut Wawan, BIN tidak mau terjerumus dalam fitnah yang menuding taruna berbakat itu sebagai anggota kelompok ekstrem.
"Karena kita juga tidak ingin terjebak di dalam sebuah asumsi saja, apalagi fitnah," kata Wawan,dalam diskusi Polemik bertajuk "Enzo, Pemuda, dan Kemerdekaan" di Jakarta, Sabtu (10/8/2019).
"Jadi, semuanya ini harus objektif dan harus juga mendekati (menggali) dari semua pihak," ucap Wawan.
Baca juga: Tanpa Permintaan TNI, Kemenkominfo Tak Akan Telusuri Akun Medsos Enzo
Menurut Wawan, keterangan terkait Enzo bisa digali melalui pihak keluarga dan orang terdekatnya. Di samping itu, komunitas-komunitas yang pernah ia ikuti juga perlu digali.
Bagi BIN, penanganan Enzo akan diserahkan kepada pihak TNI, baik itu terkait verifikasi akan latar belakang Enzo.
TNI juga yang akan diserahkan untuk melakukan pembinaan jika terbukti Enzo terpapar ideologi tertentu.
"Jadi tetep akan dikembalikan kepada pihak yang melakukan seleksi itu dan semua menunggu," ucap Wawan.
"Tetapi secara prinsip tetap dilakukan pembinaan-pembinaan kepadan Enzo, karena ia masih muda, dan punya bakat dan juga spirit, serta mental perjuangan yang tinggi," ujarnya.
Baca juga: TNI AD Periksa Lebih Ilmiah Enzo untuk Cegah Paham Anti-Pancasila
Menurut Wawan, BIN selaku komite intelijen pusat pastinya akan memberikan rekomendasi tertentu kepada TNI.
"Pasti di situ memberikan masukan dan dibicarakan. Tapi semuanya itu dikembalikan kepada pihak panitia seleksi itu untuk mengambil langkah-langkah pembinaan," kata dia.
Sebelumnya, TNI telah meneliti informasi terkait calon taruna di Akademi Militer-nya, Enzo Zenz Allie, saat ia ikut seleksi, termasuk akun media sosialnya.
"Pada saat seleksi MI (mental ideologi) itu, selain tertulis juga ada wawancara, pada saat wawancara, pewawancara itu bawa laptop, ditanya kamu punya akun medsos apa, 'ya akun saya ini, ini, ini', setiap orang ditanya hal yang sama," ucap Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayor Jenderal Sisriadi ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (8/8/2019).
Mengenai informasi di media sosial yang mengait-ngaitkan Enzo dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang merupakan organisasi terlarang, Sisriadi mengatakan bahwa pihaknya akan teliti menelusuri informasi ini.
"Jadi pertanyaannya (apakah sudah ada perkembangan dari penelurusan informasi tersebut), belum, kami melakukannya dengan teliti," kata dia.
Enzo yang merupakan blasteran Perancis ini viral di media sosial. Berdasarkan video yang beredar di medsos, Enzo berdialog dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Uniknya, percakapan dilakukan keduanya dengan bahasa Perancis. Keduanya tampak fasih menggunakan bahasa Perancis dalam percakapan.
Baca juga: Pemuda Bule Teriak Ingin Jadi Infanteri Komando di Depan Panglima TNI
Setelah video itu viral, salah satu akun Facebook bernama Salman Faris mengunggah informasi mengenai latar belakang Enzo yang diduga simpatisan HTI.
"Penasaran dengan sosok Enzo Ellie. Remaja blasteran Indonesia-Prancis yang viral karena lolos jadi anggota TNI. Iseng nyari akun FB-nya, wah ngeri-ngeri sedap juga rupanya. Anak ini bersama ibunya yang bernama Hadiati Basjuni Ellie terindikasi kuat sebagai simpatisan HTI," tulis Salman Faris.
"Pendukung khilafah dan anti pemerintah. Kalau ayahnya sendiri yang berkebangsaan Perancis, menurut informasi telah wafat. Bukan apa-apa, sekedar kewaspadaan saja. Jangan sampai TNI 'memelihara' anak ular," tulisnya.
Baca juga: TNI AD Periksa Lebih Ilmiah Enzo untuk Cegah Paham Anti-Pancasila
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.