Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Cyrus Network Ini Tunjukkan Kuatnya Legitimasi Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 09/08/2019, 20:10 WIB
Christoforus Ristianto,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Managing Director Cyrus Network Eko David Afianto mengatakan, legitimasi rakyat terhadap pemerintahan Joko Widodo dan Kiai Ma'ruf Amin periode 2019-2024, sangat kuat.

Kuatnya legitimasi tersebut tercermin di dalam hasil survei yang dipaparkan di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).

Dari 1.230 responden di 34 provinsi, sebanyak 93 persen di antaranya menyatakan bahwa Pemilu 2019 berjalan aman, tertib dan kondusif.

Sebanyak 90 persen responden juga menyatakan pemilihan anggota legislatif berlangsung jujur dan adil. Sementara, sebanyak 88 persen responden berpandangan serupa untuk pemilihan capres cawapres.

"Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf lima tahun mendatang sangat kuat legitimasinya. Pileg dan pemilu presiden dinilai oleh responden sebagai pemilu yang aman dan tertib, jujur dan adil," ujar Eko, dalam pemaparannya.

Baca juga: Ingin PAN Oposisi Jokowi-Maruf, Amien Rais Sampaikan Pesan Tertulis

Ada responden yang menyatakan Pilpres 2019 berlangsung curang. Jumlahnya 7,2 persen. Akan tetapi, hanya 0.1 persen dari responden itu yang mengaku melihat langsung proses terjadinya kecurangan secara rinci.

"Sisanya hanya berupa kabar yang diperoleh dari mulut ke mulut atau hanya melalui media sosial. Lebih dari 90 persen responden menyatakan bahwa mereka menerima (hasil) pileg dan pilpres," lanjut Eko.

Selain faktor penilaian terhadap pelaksanaan Pemilu 2019, kuatnya legitimasi itu juga didasarkan pada kepuasan masyarakat atas kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla periode 2014-2019.

Eko menyebut, sebanyak 64 persen responden merasa puas dengan kepemimpinan Jokowi-JK selama lima tahun terakhir.

Baca juga: Profesionalitas Akan Jadi Pertimbangan Jokowi-Maruf dalam Menyusun Kabinet

Jumlah responden yang merasa kehidupanya lebih baik pun jauh lebih banyak daripada responden yang menyatakan kehidupanya lebih buruk dalam lima tahun terakhir.

"Sekitar 40 persen responden merasa kehidupanya kini makin membaik selama lima tahun terakhir. Sementara, hanya 19 persen yang menyatakan kehidupanya memburuk," lanjut Eko.

Untuk prediksi lima tahun ke depan, sebanyak 57 persen responden optimis bahwa perekonomian Indonesia bisa lebih baik dan hanya 9 persen saja yang merasa ekonomi Tanah Air akan lebih buruk.

Survei Cyrus Network ini digelar setelah pemilu, tepatnya pada 22-28 Juli 2019.

Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error sebesar kurang lebih 3 persen. Survei ini dibiayai secara mandiri.

 

Kompas TV Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, mengaku tidak keberatan jika PDI-P meminta jatah kursi menteri terbanyak. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh juga membantah jika Partai Nasdem, ikut meminta jatah menteri kepada presiden terpilih Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com