Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2019, 17:01 WIB
Ardito Ramadhan,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu menyoroti razia buku berisi ideologi berhaluan kiri, baru-baru ini.

Salah satu yang disorot adalah informasi yang menyebutkan, buku yang menjadi sasaran razia justru yang berisi kritik terhadap ideologi komunisme.

"Gambar bukunya itu ada wajah Karl Marx, padahal isinya menolak komunis, diambil (dirazia) juga. Orang ini enggak baca bukunya. Enggak baca isinya. Dilihat fotonya doang," kata Adian dalam sebuah diskusi di Sanur, Bali, Jumat (9/8/2019).

Baca juga: 8 Hoaks Versi Kominfo, soal Anak Hilang hingga Razia Buku PKI

Peristiwa ini tentu menggelitik sekaligus menimbulkan ironi. Adian pun heran bagaimana bisa peristiwa itu terjadi.

Semestinya, masyarakat menyadari bahwa buku adalah jendela dunia. Dari buku, masyarakat dapat mengetahui baik buruknya sesuatu, termasuk ideologi.

Oleh sebab itu, semestinya tidak ada razia terhadap buku bacaan.

"Dari mana mahasiswa bisa tahu (komunisme) itu bahaya atau tidak bahaya kalau dia enggak pernah baca? Betul enggak? Lu tahu dong ini bahaya, ini tidak bahaya, ini bagus, ini tidak bagus kalau tidak pernah baca. Baca saja biar dia mikir sendiri," ujar Adian.

Politikus PDI Perjuangan lainnya, Masinton Pasaribu, juga berpendapat senada. Bahkan, Masinton berharap negara turun tangan untuk mencegah razia buku secara sewenang-wenang.

"Bagi saya, sebenarnya ini negara harus jelas dan bersikap tegas. Tidak boleh lagi ada pelarangan dalam bentuk semena-mena di luar putusan hukum. Kalau hari ini masih ada sweeping buku, maka negara harus hadir di situ," kata Masinton.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Video Jokowi Instruksikan Kapolri-Panglima TNI Stop Sweeping Buku PKI

Anggota Komisi III DPR RI itu mengatakan, apalagi sebuah buku itu diputuskan dilarang atau tidak harus didasarkan pada putusan pengadilan.

"Seingat saya, itu ada putusan MK. (Pelarangan buku) itu harus berdasarkan putusan pengadilan, bukan semaunya. Nah, ini kalau saya liat masih ada fenomena fobia kiri," kata Masinton.

 

Kompas TV Kurangnya perhatian pemerintah setempat dan kesadaran masyarakat yang sering membuang sampah sembarangan, membuat Pelabuhan Laut Sorong, dipenuhi sampah plastik. Sampah-sampah yang mengapung di atas air laut Dermaga Sorong ini didominasi, sampah plastik kemasan makanan dan botol minuman. Sejauh ini belum ada upaya pembersihan dari pihak terkait, namun sesekali ada pengepul sampah yang mengangkut beberapa sampah itu. Jika hal ini terus dibiarkan, akan mengganggu kehidupan ekosistem laut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pertemuan Jokowi dan SBY Dinilai Jadi Momentum Terbebasnya dari Bayang-bayang Megawati

Pertemuan Jokowi dan SBY Dinilai Jadi Momentum Terbebasnya dari Bayang-bayang Megawati

Nasional
Partai Buruh Siapkan Mogok Nasional Buntut MK Tolak Gugatan Perppu Cipta Kerja

Partai Buruh Siapkan Mogok Nasional Buntut MK Tolak Gugatan Perppu Cipta Kerja

Nasional
Kejagung Sita 354.700 Dolar AS Terkait Dugaan Korupsi Tol MBZ

Kejagung Sita 354.700 Dolar AS Terkait Dugaan Korupsi Tol MBZ

Nasional
Jokowi Bertemu SBY di Istana Bogor, Sinyal 'Reshuffle' atau Koalisi?

Jokowi Bertemu SBY di Istana Bogor, Sinyal "Reshuffle" atau Koalisi?

Nasional
Hari Ini, Saksi Mahkota Kembali Dihadirkan di Sidang Johnny G Plate dkk

Hari Ini, Saksi Mahkota Kembali Dihadirkan di Sidang Johnny G Plate dkk

Nasional
Menag Akui Ada Jemaah Haji Berangkat Tanpa Masuk Daftar Tunggu, Kok Bisa?

Menag Akui Ada Jemaah Haji Berangkat Tanpa Masuk Daftar Tunggu, Kok Bisa?

Nasional
Kasus Pengadaan Lahan DKI Jakarta, Eks Bos Sarana Jaya Kembali ke 'Meja Hijau'

Kasus Pengadaan Lahan DKI Jakarta, Eks Bos Sarana Jaya Kembali ke "Meja Hijau"

Nasional
UU Ciptaker Tak Lagi Cacat Formil, Partai Buruh: Hasil Pencopotan Hakim Aswanto

UU Ciptaker Tak Lagi Cacat Formil, Partai Buruh: Hasil Pencopotan Hakim Aswanto

Nasional
Mau Didisiplinkan PKB, Menag Yaqut: Siapa yang Berhak? Kalau Kiai, Saya Taat

Mau Didisiplinkan PKB, Menag Yaqut: Siapa yang Berhak? Kalau Kiai, Saya Taat

Nasional
UU Ciptaker yang Tak Lagi Cacat Formil Usai DPR 'Obok-obok' Komposisi Hakim MK

UU Ciptaker yang Tak Lagi Cacat Formil Usai DPR "Obok-obok" Komposisi Hakim MK

Nasional
Deretan Figur Publik Terjerat Dugaan Promosi Judi Online, dari Wulan Guritno hingga Amanda Manopo

Deretan Figur Publik Terjerat Dugaan Promosi Judi Online, dari Wulan Guritno hingga Amanda Manopo

Nasional
Febri Diansyah Ungkap 2 Alasan Bersedia Jadi Pengacara Mentan Syahrul Yasin Limpo

Febri Diansyah Ungkap 2 Alasan Bersedia Jadi Pengacara Mentan Syahrul Yasin Limpo

Nasional
Sinyal Jokowi Beri Jatah Kursi Menteri ke Demokrat Usai Bertemu SBY

Sinyal Jokowi Beri Jatah Kursi Menteri ke Demokrat Usai Bertemu SBY

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Bertemu SBY | Tim Broker Penyetor Uang ke Andhi Pramono

[POPULER NASIONAL] Jokowi Bertemu SBY | Tim Broker Penyetor Uang ke Andhi Pramono

Nasional
Tanggal 4 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com