JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin mengaku baru tahu Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pernah menawarkan kursi menteri kepada Megawati Soekarnoputri.
Menurut Megawati, tawaran kursi itu datang ketika ia kalah dari SBY dalam Pilpres 2004.
"Seandainya apa yang disampaikan Ibu Mega itu benar, berarti dugaan adanya kendala komunikasi antara dua tokoh bangsa SBY dan Megawati hanyalah spekulasi yang tidak berdasar," kata Amir Syamsuddin saat dihubungi, Kamis (8/8/2019).
Baca juga: SBY Tak Diundang di Kongres PDI-P, Ini Jawaban Demokrat...
Amir mengatakan, tawaran kursi menteri dengan jumlah besar tentulah didasari kepercayaan dan penghormatan yang sangat tinggi dari SBY kepada Megawati.
"Dan kalaupun tawaran itu kemudian ditolak disitulah terlihat sikap kenegarawan Megawati yang memperlihatkan sikap yang konsisten," kata dia.
Sikap konsisten yang dimaksud Amir yakni memberi kesempatan kepada pemenang memerintah. Serta mengambil posisi oposisi untuk terwujudnya check and balances yang sangat penting dalam politik bernegara.
Kendati demikian, Amir menegaskan bahwa ia tidak tahu persis apakah benar SBY menawarkan menteri kepada Megawati pada 2004 lalu.
"Saya tidak berani menanggapi terlalu jauh karena saya tidak tahu terlalu banyak mengenai peristiwa itu," kata Menteri Hukum dan HAM di era SBY ini.
"Waktu presidennya Pak SBY, saya bilang ke beliau. Pak, saya enggak mau masuk kabinet. Karena dulu ditawari delapan atau piro ya (kursi) menteri," ujar Megawati saat pidato di Kongres V PDI-P di Grand Inna Beach, Denpasar, Bali, Rabu (8/8/2019).
Baca juga: Cerita Megawati Pernah Ditawari Kursi Menteri oleh SBY...
Keteguhan Megawati tersebut diakui sempat diprotes oleh sejumlah elite partai. Banyak kader PDI-P yang menyayangkan Megawati menolak tawaran SBY tersebut.
"Tadinya anak-anak menggerutu. Ibu gimana sih, sudah susah-susah berjuang masak enggak masuk (kabinet)," lanjut presiden ke-5 RI tersebut.
Ia pun bersikap tegas kepada kader partai yang menggerutu itu.
"Saya bilang, kalau lu mau jadi menteri (di era SBY), mesti keluar dari PDI-P," kata Megawati, kala itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.