JAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli menilai wajar sikap Presiden Joko Widodo yang marah karena pemadaman listrik serentak di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya, Minggu (4/8/2019).
Sikap itu ditunjukkan Jokowi selepas bertemu dengan direksi Perusahaan Listrik Negara, Senin (5/9/2019) pagi.
Rizal mengatakan, pemadaman listrik yang memakan waktu hampir seharian itu menyebabkan aktivitas masyarakat lumpuh. Bahkan, fasilitas umum juga terganggu akibat ketidaktersediaan pasokan listrik.
“Saya kira presiden Jokowi pantas marah. Karena yang terganggu bukan hanya listrik, saya ke ATM tidak bisa ambil duit, belum lagi sinyal handphone,” kata Rizal dalam program Sapa Indonesia Malam yang ditayangkan KompasTV, Senin (5/8/2019) malam.
Baca juga: Rizal Ramli: Menyerang Indonesia Gampang Sekali, Matikan Saja Listriknya
Pemadaman listrik berimbas pada jaringan operator seluler terganggu, sehingga beberapa operator sinyalnya terputus.
Kemudian, mesin ATM maupun EDC untuk kartu debit dan kredit tidak bisa digunakan untuk bertransaksi.
Menurut Rizal, hal tersebut menunjukkan fatalnya pemadaman listrik sehingga berdampak ke sistem lainnya.
“Ini menunjukkan kelemahan sistem nasional. Maka pantas presiden marah,” kata Rizal.
Selain itu, kata Rizal, penjelasan PLN kepada Jokowi dalam pertemuan itu maupun kepada media tidak secara jelas menjelaskan penyebab maupun langkah yang dilakukan.
Semestinya, kata dia, PLN sejak awal memiliki contingency plan untuk mengantisipasi kejadian kemarin.
“Ini kayaknya enggak jalan. Kok bisa enam power station sekaligus rontok,” kata Rizal.
Baca juga: Rizal Ramli Sebut Sistem Transmisi PLN Sudah Tua
Sebelumnya diberitakan, Jokowi meminta penjelasan direksi PLN mengenai pemadaman listrik di Jabodetabek dan sebagian wilayah Pulau Jawa.
Namun, seusai mendapat penjelasan dari Pelaksana Tugas Direktur Utama PT PLN Sripeni Inten Cahyani, Jokowi terlihat marah dan bergegas pergi.
Mulanya, Sripeni menjelaskan penyebab padamnya listrik di sebagian besar Pulau Jawa. Sripeni menjelaskan panjang lebar mengenai masalah teknis yang menyebabkan listrik padam, yakni terkait gangguan transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV.
Penjelasan tersebut berlangsung sekitar 10 menit. Namun, Jokowi dengan raut muka datar tak puas dengan penjelasan Sripeni itu karena terlalu panjang.