KOMPAS.com - Tokoh Nahdlatul Ulama, Kiai Haji Maimun Zubair atau akrab dipanggil Mbah Moen dikabarkan meninggal dunia saat melakukan rangkaian ibadah haji pada Selasa (6/8/2019).
Kabar ini kemudian dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani.
"Iya, saya mendapat kabar dari Mekkah," ucap Arsul Sani saat dihubungi Kompas.com, Selasa pagi.
Dia melanjutkan, kabar itu didapat langsung dari putra Mbah Maimun, yaitu Taj Yasin yang juga merupakan wakil gubernur Jawa Tengah.
"Dikonfirmasi putra Beliau, Gus Yasin, Wagub Jateng," kata Arsul.
Baca juga: Mbah Maimun Zubair Meninggal Dunia, Ini Kenangan tentang Sosoknya...
Maimun Zubair merupakan salah satu tokoh sepuh di PPP. Saat ini dia dikenal sebagai pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
Dalam setiap kegiatan yang dihadiri, beliau selalu memberikan nasihat kepada Nahdlyin tentang arti penting Nahdlyin sebagai penggerak Nahdlatul Ulama (NU).
Dilansir dari www.nu.or.id, mantan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Mbah Moen mengatakan bahwa untuk mengetahui siapa Nahdliyin terlebih dahulu harus mengetahui latar belakang, tujuan dan siapa yang mendirikan NU.
"NU itu berdiri tahun 1926 M, tepatnya tanggal 31 bulan Januari. Berdirinya Nahdlatul Ulama itu berdiri pertama kali lewat Muktamar. Muktamar pertama kali itu berakhir pada tanggal 31 Januari. Memilih Rais Akbar Mbah Hasyim (KH Hasyim Asy'ari) dan wakilnya Kiai Faqih Maskumambang," jelasnya kepada NU Online, Kamis (2/2/2017), di Rembang, Jawa Tengah.
"Banyak kiai yang meng-isghal-kan (mempertanyakan) kenapa dinamakan Nahdlatul Ulama. Kata Nahdlatul Ulama itu masdar dari nahdlah, yang mengikuti wazan fa'la yang disebut sebagai masdar marrah (isim yang menunjukkan peristiwa terjadi hanya sekali)," terangnya.
Nama Nahdlatul Ulama sendiri didasari atas usulan Kiai Mas Alwi.
Kiai Mas Alwi mengajukan usul agar jam’iyyah ulama itu diberi nama Nahdlatul Ulama (kebangkitan ulama), yang pengertiannya lebih condong pada gerakan serentak para ulama dalam suatu pengarahan, atau, gerakan bersama-sama yang terorganisasi.
Dapat diartikan bahwa siapa yang bisa disebut Nahdliyin bukan hanya yang menjadi anggota namun juga menerapkan dasar-dasar NU.
Mbah Moen sendiri merupaan putra dari Kiai Zubair. Ia lahir pada 28 Oktober 1928, di Sarang, Rembang, Jawa Tengah.
Ayahnya adalah seorang alim dan faqih yang merupakan murid dari Syaikh Saíd al-Yamani serta Syaikh Hasan al-Yamani al-Makky.
Dengan latar belakang orangtuanya, Mbah Moen kemudian memiliki basis pendidikan agama yang sangat kuat.
Inilah yang membuat ia kerap menjadi rujukan ulama Indonesia dalam bidang fiqh karena menguasai secara mendalam ilmu fiqh dan ushul fiqh.
Baca juga: PPP: Kami Kehilangan Sosok Mbah Moen
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.