Menurut catatan Kompas.com, terdapat sejumlah silang pendapat yang terjadi, seperti kasus proyek pembangkit listrik 35.000 MW antara Menteri ESDM Sudirman Said dengan Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli.
Perdebatan kedua menteri tersebut juga terjadi mengenai perpanjangan kontrak Freeport.
Perbedaan pendapat antara kedua menteri ini terjadi pula saat membahas kilang minyak Masela.
Selain itu, silang pendapat tentang impor beras antara Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan saat itu, Thomas Lembong.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno juga pernah beda pendapat tentang kereta cepat.
Saat itu, Rini mendorong agar pengerjaan proyek segera dipercepat, namun Jonan berusaha menjaga agar tidak ada perizinan dan hal yang dilanggar terkait proyek itu.
Polemik antar-menteri pun terjadi antara Menteri Desa, Pembangunan Desa tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar dengan Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengenai penggantian direksi Garuda Indonesia.
Mantan Ketua DPR RI, Setya Novanto, pernah membuat presiden berang.
Presiden Jokowi marah saat mengetahui transkrip percakapan Setya Novanto dengan pengusaha Reza Chalid, serta Presiden Direktur Freeport Maroef Sjamsoeddin.
Kala itu, ketiganya membahas renegosiasi kontrak Freeport.
Namun, saat kejadian, diduga ketiganya mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait permintaan saham.
Baca juga: Ruhut: Ketika Jokowi Marah, Para Menteri Bisa Dibuang ke Laut...
Menurut pemberitaan Kompas.com (8/12/2015), dalam pertemuan itu, Setya dan Reza diduga meminta sejumlah saham PT Freeport dan saham proyek listrik.
Rekaman tersebut digunakan Menteri ESDM Sudirman Said untuk melaporkan pelanggaran etika Setya Novanto ke Mahkamah Kerhormatan Dewan.
Jokowi sendiri tampak tenang ketika diwawancarai awak media mengenai hal tersebut saat memberi pernyataan mengenai persiapan pilkada serentak.
Peristiwa lain yang membuat presiden marah adalah durasi dwell time atau muat barang di Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara yang jauh dari harapan.