Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penjelasan Lengkap Dirut PLN dan Dialog yang Membuat Jokowi Marah

Kompas.com - 05/08/2019, 14:50 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Karena waktu emergency, sistem harus dijaga secara tegangan maupun frekuensi karena kalau frekuensi turun, pembangkit yang sudah beroperasi dikhawatirkan akan lepas kembali. 

Jadi memang hati-hati dalam kondisi emergency. Semuanya turun, maka kami harus menghidupkan satu persatu dengan cermat dan hati-hati.

Kami mengakui di dalam proses kami ada beberapa hal yang harus dipngkas dalam hal penormalan kembali, terutama cascading; mulainya dari 500 kv turun ke 150 kv kemudian masuk ke 20 kv, masuk ke distribusi dan jaringan pelanggan. Ini merupakan cascading antara peran penyaluran dan distribusi.

Inilah kami mohon maaf karena cascading, inilah kami akui akan dipangkas. Kami akan satukan menjadi advance integrated control center akan mengkombinasi antara penyaluran dan distribusi dari 150 ke 20 kv.

Itulah mungkin mudah-mudahan ini bisa lebih baik dalam rangka percepatan. 

Baca juga: Saat Listrik Padam, Plt Dirut PLN Baru Menjabat Dua Hari

Namun, seperti yang kami sampaikan tadi, antara utara dan selatan, kami di dalam RKAP maupun RUPTL telah memasukkan penguatan jaringan trasmisi dengan membuat redundant untuk sistem utara maupun selatan dan sudah masuk dalam RUPTL dan sudah masuk dalam RKAP.

Demikian, Bapak, penjelasan singkat.

Jokowi Marah

Selama Sripeni berbicara, Jokowi menyimak penjelasan itu dengan raut wajah yang tampak kesal. Jokowi lalu memprotes penjelasan Sripeni itu karena terlalu panjang.

"Penjelasannya panjang sekali," ucap Jokowi.

"Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata dia.

Sripeni yang baru diangkat oleh Menteri BUMN Rini Soemarno beberapa hari lalu itu lalu meminta waktu lagi untuk memberi penjelasan tambahan.

Ia lalu kembali memberi penjelasan teknis yang menyebabkan gangguan ini tidak terantisipasi.

Baca juga: Jokowi Minta PLN Lakukan Cara Apapun untuk Pulihkan Listrik

Kali ini ia bicara selama 1 menit 6 detik:

Mohon izin menambahkan, Bapak. Tadi yang disampaikan mengenai kalkulasi. Kami memiliki ketentuan, Bapak, N minus 1 kemudian paling emergency N minus 1 minus 1.

N itu adalah junlah sirkuit, di dalam sistem yang memasok yaitu Utara dan Selatan itu ada 2 Sirkuit di Utara dan 2 sirkuit di Selatan.

Jumlahnya 4, kemudian 2 hilang secara tiba-tiba jadi menjadi N minus 2. Kemudian, satu itu sudah ada pemeliharaan artinya pemeliharaan yang dibolehkan hanya 1 line, yaitu di Selatan.

Ini yang tidak kami antisipasi adalah terjadinya gangguan dua sirkuit sekaligus. Memang ini secara teknologi akan kami investigasi lebih lanjut, Bapak, berkaitan dengan gangguan di satu tempat tersebut mudah-mudahan dari sisi keteknisan akan jadi improvement ke depan.

Baca juga: Jokowi Heran PLN Tak Punya Contingency Plan Saat Listrik Padam

Minta perbaikan

Menanggapi itu, Presiden hanya meminta PLN segera melakukan perbaikan secepatnya.

"Yang paling penting saya minta perbaiki secepat-cepatnya. Beberapa wilayah yang belum hidup segera dikejar dengan cara apa pun agar segera bisa hidup kembali," ucap Jokowi.

"Kemudian hal-hal yang menyebabkan peristiwa besar terjadi sekali lagi saya ulang jangan sampai terulang kembali. Itu saja permintaan saya. Oke terima kasih," kata Kepala Negara.

Setelah itu, Jokowi langsung pergi meninggalkan kantor PLN. Ia menolak meladeni wawancara dengan media massa.

Jokowi juga masih menunjukkan wajah kesal saat disapa awak media. Padahal biasanya mantan gubernur DKI Jakarta itu selalu tersenyum meskipun menolak sesi wawancara.

Total, Jokowi berada di kantor pusat PLN selama hanya selama 17 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com